Kebakaran hutan, meskipun jarang sebesar di wilayah lain, tetap menjadi ancaman, terutama saat musim kemarau panjang.
Pembangunan infrastruktur yang tidak memperhatikan aspek lingkungan juga dapat mempercepat degradasi hutan. Jalan baru sering membuka akses ke wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau, memudahkan eksploitasi.
Pertumbuhan penduduk yang cepat mendorong kebutuhan lahan untuk pemukiman dan pertanian. Tanpa tata ruang yang ketat, hutan menjadi korban.
Kurangnya pengawasan dan penegakan hukum membuat pelanggaran lingkungan sulit dihentikan.
Faktor ekonomi juga berperan. Bagi sebagian warga, membuka hutan untuk berkebun adalah cara cepat mendapatkan penghasilan.
Ketidaktahuan tentang dampak jangka panjang deforestasi membuat sebagian masyarakat melihat hutan hanya sebagai lahan kosong yang bisa dimanfaatkan.
Tekanan dari luar daerah juga memengaruhi. Investor atau pelaku usaha dari luar bisa mendorong pembukaan lahan besar-besaran.
Semua ini membentuk lingkaran masalah yang sulit diputus jika tidak ada intervensi serius dan berkelanjutan.
Upaya dan Harapan
Meski tantangannya besar, bukan berarti tidak ada harapan.
Program reboisasi telah dijalankan di beberapa titik, meski skalanya masih terbatas. Penanaman kembali pohon di daerah rawan longsor menjadi prioritas.
Patroli hutan dilakukan oleh dinas terkait bersama masyarakat adat dan kelompok pecinta alam untuk mencegah pembalakan liar.