Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

CV Sederhana, Dampak Luar Biasa: Saat yang Biasa Justru Dilirik HRD

20 Mei 2025   13:43 Diperbarui: 20 Mei 2025   13:43 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandingkan dengan: "Mengelola dokumen administrasi proyek dan meningkatkan efisiensi proses pengarsipan hingga 30%." Pernyataan kedua menunjukkan hasil dan kontribusi nyata.

Kesalahan ketiga adalah layout yang terlalu padat atau berantakan. Beberapa pelamar ingin mencantumkan segalanya dalam satu halaman, tapi tanpa memperhatikan spasi, margin, dan struktur. 

Alhasil, CV jadi susah dibaca. Padahal, layout yang rapi bisa meningkatkan kemungkinan dibaca sampai tuntas.

Mari kita beralih ke pertanyaan penting: Bagaimana membuat CV sederhana tapi tetap efektif?

Pertama, pilih font yang profesional dan mudah dibaca seperti Arial, Calibri, atau Helvetica. Hindari font dekoratif seperti Comic Sans atau yang terlalu tipis dan kecil. Ukuran font ideal untuk isi adalah 10--12 pt, dan untuk judul bisa 14--16 pt.

Kedua, maksimalkan satu halaman dengan susunan yang sistematis. Biasanya dimulai dari data diri singkat, profil profesional (sekilas ringkasan tentang siapa kamu dan apa keahlian utamamu), pengalaman kerja, pendidikan, lalu keahlian atau sertifikasi tambahan. Jika kamu masih fresh graduate, kamu bisa tonjolkan pengalaman organisasi atau magang yang relevan.

Ketiga, fokus pada pencapaian. Jangan hanya tuliskan tanggung jawab, tapi juga hasil kerja. Misalnya: "Meningkatkan engagement media sosial sebesar 200% dalam 3 bulan melalui strategi konten organik." Ini memberi sinyal bahwa kamu tidak hanya bekerja, tapi juga memberikan nilai tambah.

Keempat, gunakan bullet points. Ini membuat informasi lebih mudah dipindai oleh mata HRD yang terburu-buru. Satu bullet point maksimal dua baris, dan satu bagian cukup 3--5 poin. Ingat, keterbacaan adalah kunci.

Kelima, simpan file dalam format PDF. Ini terdengar sepele, tapi penting. Banyak CV yang formatting-nya berantakan saat dibuka di perangkat yang berbeda karena disimpan dalam format Word atau Pages. Dengan PDF, struktur tetap aman.

Untuk memperkuat poin bahwa CV sederhana bisa berdampak besar, mari kita lihat contoh nyata dari pengalaman seseorang bernama Dimas (nama disamarkan), seorang lulusan universitas negeri di Jawa Tengah. 

Dimas melamar sebagai staf administrasi di sebuah perusahaan manufaktur besar. CV-nya hanya satu halaman, tanpa warna, tanpa desain grafis --- hanya teks hitam dengan font Arial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun