Pemerintah Indonesia telah menetapkan target kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen pada tahun 2024. Target ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 1: No Poverty.
Target ini tentunya merupakan target yang mulia dan patut diapresiasi. Namun, apakah target ini realistis untuk dicapai dalam waktu yang tersisa, yaitu hanya satu tahun lagi?
Definisi dan Indikator Kemiskinan Ekstrem
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai target kemiskinan ekstrem, perlu dipahami terlebih dahulu definisi dan indikatornya.
Berdasarkan definisi yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan ekstrem adalah kondisi di mana seseorang tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non-makanan.Â
Indikator kemiskinan ekstrem yang digunakan oleh BPS adalah pengeluaran per kapita per bulan.
Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan ekstrem Indonesia pada tahun 2022 sebesar 2,04 persen. Artinya, terdapat sekitar 4,02 juta orang Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem.
Sementara itu, World Bank menggunakan definisi kemiskinan ekstrem yang berbeda. World Bank mendefinisikan kemiskinan ekstrem sebagai kondisi di mana seseorang tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan sebesar 1,90 dolar AS per hari.
Berdasarkan data World Bank, angka kemiskinan ekstrem Indonesia pada tahun 2022 sebesar 1,5 persen. Artinya, terdapat sekitar 2,85 juta orang Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem.
Program yang Dicanangkan Pemerintah
Pemerintah telah mencanangkan berbagai program untuk mencapai target kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen. Program-program tersebut antara lain:
Program Keluarga Harapan (PKH)
- Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
- Program Sembako
- Kartu Prakerja
- Program Desa Sejahtera Mandiri (DSM)
- Program Penumbuhan Ekonomi Rakyat (P2ER)
Program-program tersebut ditargetkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin ekstrem, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun pemerintah telah mencanangkan berbagai program, namun masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai target kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen.
Tantangan-tantangan tersebut antara lain:
Kemiskinan struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor struktural, seperti ketimpangan ekonomi, ketimpangan akses terhadap sumber daya, dan ketimpangan kesempatan. Kemiskinan struktural ini sulit untuk dihilangkan dalam waktu singkat.
Kemiskinan kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor kultural, seperti rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya tingkat kesehatan, dan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat. Kemiskinan kultural ini juga sulit untuk dihilangkan dalam waktu singkat.
Kemiskinan laten
Kemiskinan laten adalah kemiskinan yang tidak terdeteksi oleh data resmi. Kemiskinan laten ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kesalahan dalam penghitungan data, ketidakmampuan masyarakat untuk mengakses data, dan ketidakmauan masyarakat untuk didata.
Kesimpulan
Target kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen merupakan target yang mulia dan patut diapresiasi. Namun, target ini realistis untuk dicapai dalam waktu yang tersisa, yaitu hanya satu tahun lagi.
Pemerintah perlu bekerja keras untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi, seperti kemiskinan struktural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan laten.Â
Selain itu, pemerintah juga perlu melibatkan berbagai pihak, seperti masyarakat, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat, untuk mencapai target tersebut.
Berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai target kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen:
Pertama, meningkatkan akses masyarakat miskin ekstrem terhadap sumber daya produktif.
Pemerintah perlu meningkatkan akses masyarakat miskin ekstrem terhadap sumber daya produktif, seperti tanah, air, modal, dan teknologi. Hal ini akan dapat membantu masyarakat miskin ekstrem untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Kedua, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat miskin ekstrem.
Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat miskin ekstrem. Hal ini akan dapat membantu masyarakat miskin ekstrem untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Ketiga, meningkatkan kesadaran masyarakat miskin ekstrem.
Pemerintah perlu meningkatkan kesadaran masyarakat miskin ekstrem mengenai pentingnya pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan. Hal ini akan dapat membantu masyarakat miskin ekstrem untuk keluar dari kemiskinan.
Dengan kerja keras dan komitmen dari semua pihak, target kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen dapat dicapai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI