Masa penawaran Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri keempat tahun ini, SBR014, hanya menyisakan tiga hari lagi. Investor memiliki kesempatan hingga 7 Agustus 2025 pukul 10.00 WIB untuk memesan instrumen investasi yang dijamin 100 persen oleh negara ini.
Berdasarkan data dari salah satu mitra distribusi (Midis) terpercaya yang telah meraih penghargaan dari pemerintah selama tiga tahun berturut-turut, PT Bibit Tumbuh Bersama, melalui aplikasi Bibit.id, pemesanan SBR014 telah menunjukkan antusiasme yang kuat. Hingga Senin, 4 Agustus 2025 pukul 11.04 WIB, nilai pemesanan dua sub-seri SBR014 telah mencapai Rp9,75 triliun.
Angka tersebut terbagi dalam dua tenor yang ditawarkan:
-
SBR014-T2: Dengan tenor 2 tahun dan imbal hasil (kupon) 6,25 persen per tahun, sub-seri ini menjadi primadona dengan total pemesanan mencapai Rp7,55 triliun.
SBR014-T4: Sub-seri dengan tenor 4 tahun dan kupon 6,35 persen per tahun ini juga menarik minat investor dengan nilai pemesanan sebesar Rp2,20 triliun.
Meskipun laju pemesanan saat ini terlihat sedikit lebih lamban dibandingkan SBN ritel sebelumnya, tren historis menunjukkan bahwa minat investor akan melaju kencang menjelang akhir masa penawaran.Â
Ini adalah momen di mana para investor yang sebelumnya menunda-nunda dengan berbagai alasan, akan berbondong-bondong melakukan pemesanan.
Peluang Untuk Mendapatkan Return Tinggi di Tengah Proyeksi Penurunan Suku Bunga
Keputusan berinvestasi di SBR014 bakal menjadi semakin terasa menguntungkan dengan adanya sinyal penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).Â
Melansir Kontan.co.id, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI, Firman Mochtar, menyatakan bahwa ruang pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate masih terbuka lebar.Â
Hal ini didasari oleh tingkat inflasi yang terus melandai di bawah 2,5 persen dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang menguat di kisaran Rp16.200 - Rp16.300 per dolar AS.
Sejak awal tahun, BI telah tiga kali memangkas BI Rate sebesar total 75 basis poin, sehingga saat ini berada di level 5,25 persen. Langkah pelonggaran moneter ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.