Mohon tunggu...
Hanif Miftahul Huda
Hanif Miftahul Huda Mohon Tunggu... Peternak

Peternak dan petani disebuah desa kecil di kecamatan dempet

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Titik

29 September 2025   10:57 Diperbarui: 29 September 2025   18:26 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Berjudul Sebuah Titik

Sebuah Titik
By : Alghombaly

Sebuah titik,
ia lahir begitu sederhana---
hanya noktah kecil di hamparan kertas,
namun di balik diamnya,
tersembunyi arti yang tak pernah habis ditafsir.

Titik adalah akhir,
ketika kalimat tak lagi berlari,
ketika kisah menutup pintu
dan meninggalkan gema dalam sunyi.
Namun titik juga adalah awal,
permulaan yang tak kasat mata,
tempat lahirnya makna,
dari kesabaran menunggu sebuah jeda.

Betapa rapuh manusia mengejar tanda seru,
mengejar tanda tanya,
mengejar seribu koma yang meliuk tanpa henti.
Padahal, pada akhirnya,
semua harus tunduk pada sebuah titik.

Titik tak pernah berteriak,
tak pernah membanggakan diri,
namun tanpa dirinya
dunia hanya kumpulan kata
yang tak tahu kemana arah berlabuh.

Ia adalah pengingat
bahwa setiap perjalanan,
betapa jauh, betapa megah,
akan berujung pada keheningan yang sama.

Sebuah titik---
ia kecil,
namun di situlah seluruh kehidupan
menemukan takdirnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun