Sebuah titik, ia lahir begitu sederhana hanya noktah kecil di hamparan kertas
Dalam keheningan malam terdiam ku sendiriTermenung melihat langit di kesunyian malamDalam siang yang melihat rasa yang masih sunyiAda sebuah hat
Kau adalah bunga yang mekar penuh warna, berharap aku menjadi taman yang memelukmu, tapi aku adalah angin yang terus menerbangkan kelopak.
Jika suatu hari nanti kita tak lagi bertemu, di bawah cakrawala biru, goresan pena akan selalu dilantunkan untuk yang tersayang
Malam menjaga mimpi hidup awatnya menjadi tumbuh Pada malam aku hirup
Sajak tentang rindu dan hujan yang dikemas dalam bahasa menarik dan diksi yang indah.
Sajak yang mengangkat cerita tentang Rahwana, Rama dan Sita dengan mengambil POV Rahwana
Puisi tentang malam, tentang rembulan dan matahari, tentang kesepian yang tak terbantahkan, tentang segala perasaan yang tak terungkapkan
Seperti sajakku terdahulu yang sudah tersurat, masih menggenang di tengah laut.
ketika angin membawa nama yang tak terucap, harapan tersembunyi di balik senja. Di tengah malam yang sunyi, pertanyaan berbisik
Puisi ini membawa pembaca pada perjalanan singkat namun mendalam, di mana kesunyian dan cahaya bertemu dalam renungan yang puitis
Jika ada keindahan sekaligus luka, maka itu adalah saat mengenangmu.
Dulu kita menatap senja yang sama. Setelah kau pergi, aku dan senja tenggelam bersama.
Selamat datang di karya puisi-puisi Bagus Effendik. Nikmati perjalanan waktu dan terdamparlah dalam sajak-sajak tak bertuan milikku.
Ibu adalah jantung rumah. Jika ibu pergi, rumah akan mati.
Sajak tentang seseorang yang belum mampu melupakan luka-lukanya di masa lalu.tanah kutukan di gambarkan bahwa hatinya yang tertutup.
Di zaman ketika surat-surat sudah berkarat, seorang muda jelata menulis surat untuk merayakan hari jadi Nona. Sesuatu yang tiada harga sama sekali.
Menatapmu bagaikan melihat istana impian Menyapamu bagaikan melihat sosok malaikat
Di balik senyum yang kau pamerkan, tersembunyi luka yang tak terucapkan