Misi, anak kos sejak sepuluh tahun yang lalu mau cerita.
Bergelar anak kos bukan lagi suatu yang baru bagi saya. Terhitung sejak 2012, saya mendapatkan julukkan itu. Meski tidak sepenuhnya tinggal di sana - jarak rumah yang tidak terlalu jauh jadi sesekali saya pulang tiap bulan-. setidaknya saya bisa mengakui bahwa saya sudah menjadi bagiannya. Cie, anak kos.
Serba-serbi Ngekos Satu Dekade
Semarang menjadi saksi wagunya saya menjadi anak kos untuk kali pertama. Kos pertama juga sempat menjadi trauma sendiri, karena belum pandai memilih, saya hanya bertahan beberapa bulan saja. Dua bulan? Pokoknya tidak lama.
Setelah itu, saya pindah tidak jauh dari kos pertama. Kos yang tidak akan terlupakan karena sempat ada drama pembersihan dari hal-hal gaib. Lanjut, rupanya kos saya harus berpindah karena keadaan. Bukan takut karena sempat ada ritual, ya. Lokasi kampus yang pindah membuat saya mengikuti untuk mendekatinya. Apalagi zaman itu saya belum dipercaya untuk menaiki kendaraan sendiri.
Kos selanjutnya, di masa itu bisa dikatakan ekslusif. Secara fasilitas cukuplah ya, sesuai dengan yang harus saya bayar. Namun, ternyata saya tidak bisa berlama-lama. Pada akhirnya saya memutuskan pindah kos, yang lokasinya tidak jauh juga dari kos tersebut. Demi bersatu kembali dengan teman-teman kos sebelum kami pindah.
Kos berisi teman-teman kosan yang terdahulu menjadi kos terakhir sampai saya lanjutkan studi.
Selamat datang di Jogja. DI tahun 2017, saya meneruskan studi di jogja. Tidak banyak kos yang saya cicipi. Hanya dua. Sebenarnya bisa saja satu, tapi ceritanya ada yang diusir halus entah kenapa, yang akhirnya membuat saya harus berpindah tempat, dan alhamdulillah sampai selesai studi.
Takdir mengantarkan saya kini sampai ke Jawa barat, Purwakarta. Alhamdulillah sejauh ini nyaman tinggal di sini, dan tidak ada niat untuk pindah. Secara fasilitas juga lebih baik jika dibandingkan kos yang pernah saya tinggali, ya karena secara harga juga beda.
Hal-hal Receh yang Sebaiknya Diketahui Semua Penghuni Kos
Cerita saya bersama kos adalah pengantar untuk membahas hal-hal receh ini. Hal yang terlihat sederhana, tapi sangatlah berarti. Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan ketika kamu masuk ke dunia kosan.
1.Cuci sendiri, jangan "rakus" soal jemuran
Salah satu fasilitas yang suka menjadi rebutan adalah jemuran. Apalagi jika anak kosnya rajin semua. Tidak menggunakan jasa penatu alias laundry. Agar tidak menimbulkan pembicaraan, baiknya antar anak kos memang saling memberi ruang. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan hanger, ketimbang digelar.
Ingat yang jemur baju bukan cuma kamyuuu.
2.Jaga kebersihan, buang sampah pada tempatnya
Sebagai sesama anak kos, baiknya kita juga sama-sama saling menjaga, termasuk kebersihan. Agak menjengkelkan ketika menemukan sampah yang bercecer di lantai karena tidak segera dibereskan. Pekerjaan soal ini bisa makin kompleks lagi ketika kosanmu adalah tipe kamar mandi luar. Haduh.
Selain membuat jengkel, pun menganggu keindahan kosan, besti.
3.Jangan ambil yang bukan milikmu
"Kamu nenyeeee apa yang bisa diambil?"
Beberapa barang suka ajaib menghilang. Entah makanan di kulkas bersama atau pun alat makan yang sementara ditinggal di dapur. Jangan biasakan yang satu ini, ya. Bahaya, bisa-bisa menyebabkan kamu ditandai jika ketahuan berkali-kali.
4.Parkir kendaraan, jangan hanya pikir diri sendiri
Penghuni kos yang baik adalah yang saling mengerti, bukan hanya memikirkan diri sendiri. Seperti dalam persoalan perparkiran.
Baiknya jika memang tidak akan sering keluar-masuk, posisi kendaraan tidak menghalangi yang lainnya. Kalaupun menghalangi usahakan cara memindahkan kendaraanmu tidak menyusahkan. Sama-sama tahu diri, mencoba untuk menjadi di posisinya. Jangan menutupi akses keluar-masuk. PENTING!
Kira-kira hal receh apa yang belum disebutkan? Yuk, bagikan dikolom komentar. Tulisan ini semata-mata menjadi pengingat sesama anak kos saja.
Salam anak kos,
Listhia H. Rahman
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI