Mohon tunggu...
Lisa Dwi Fatika Sari
Lisa Dwi Fatika Sari Mohon Tunggu... Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, NIM 24107030070

Perempuan yang menyukai alam, kuliner, dan musik

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Situ Lengkong Panjalu: Perjalanan Spiritual Di Atas Danau, Do'a, dan Kebersamaan

31 Mei 2025   21:39 Diperbarui: 31 Mei 2025   21:39 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto parkiran bis di pinggir jalan tepi danau (Sumber: Potret Pribadi)

Ketika waktunya tiba, rombongan dikumpulkan, lalu berjalan perlahan menuju pinggir danau. Danau Situ Lengkong pagi itu benar-benar mempesona. Kabut tipis masih menyelimuti pepohonan, udara sejuk khas dataran tinggi menyapa lembut wajah kami, dan perahu-perahu kayu tersusun rapi di pinggiran danau. 

Gambar Pemandangan sekeliling Danau Situ Lengkong (Sumber: Potret Pribadi)
Gambar Pemandangan sekeliling Danau Situ Lengkong (Sumber: Potret Pribadi)

Rasanya seperti berada di versi lokal Banda Neira, yang merupakan tempat indah dan tersembunyi dari keramaian wisata.

Kami mengantri naik perahu, sepuluh orang dalam satu perahu bersama seorang nahkoda. Saat perahu mulai meluncur membelah danau, hati ini tak henti-hentinya mengucap syukur. 

"Fabiayyi aalaaa'i rabbikuma tukadzibaan" , maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan? 

Pemandangan di kanan kiri begitu damai, dari air danau yang tenang, suara burung yang bersahutan, dan embusan angin yang menyegarkan jiwa. Sungguh, suasana ini mengingatkan penulis pada film My Heart, serasa menjadi Luna hihii, hanya saja ini versi islami-nya tanpa sinetron cinta, tapi penuh rasa cinta kepada para wali dan Allah SWT.

Syekh Panjalu, atau dikenal juga sebagai Haji Abdullah bin Jamaluddin al-Akbar, adalah salah satu penyebar Islam di tanah Sunda. Beliau diyakini sebagai bagian dari keturunan para wali, dan punya peran besar dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah Ciamis dan sekitarnya pada abad ke-15. 

Makam beliau berada di sebuah pulau kecil di tengah Danau Situ Lengkong, yang dulunya dipercaya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu---kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang kemudian mengalami transformasi ketika Islam mulai masuk dan diterima masyarakat.

Foto bersama di depan gerbang makam syekh panjalu (Sumber; Potret Pribadi)
Foto bersama di depan gerbang makam syekh panjalu (Sumber; Potret Pribadi)

Setibanya di gerbang makam, kami disambut oleh patung dua harimau penjaga, cukup menyeramkan tapi juga lucu kalau dilihat dari sisi jenaka. Gerbang itu jadi spot foto kami. Setelah itu, kami menaiki tangga menuju area makam. Rasa takjub menyergap saat melihat area makam yang luas, bersih, dan begitu terawat, meskipun letaknya di tengah hutan kecil di pulau terpencil. Tak terbayangkan bahwa di balik heningnya danau ini, ada peninggalan sejarah dan spiritualitas yang begitu kuat.

Foto bersama Ndalem di depan makam (Sumber: Potret Pribadi)
Foto bersama Ndalem di depan makam (Sumber: Potret Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun