Mohon tunggu...
Lionell Clements Adiputra Ong
Lionell Clements Adiputra Ong Mohon Tunggu... Tutor - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Pemimpin di Dunia

28 April 2024   13:30 Diperbarui: 28 April 2024   14:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://linkbooks.com.au/blog/business-coaching/15-important-leadership-qualities-for-success

Selain dari ketenaran, aspek penting yang muncul adalah kompetensi. Kompetensi seperti yang sudah ditulis sebelumnya merujuk kepada keterampilan dan pengetahuan seorang. Dalam konteks ini, ini berarti keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang dimiliki seseorang sebagai pemimpin. Kompetensi ini secara langsung mempengaruhi kinerja dari sosok pemimpin itu sendiri. Bayangkan sejenak seorang pemimpin tanpa keterampilan yang mendukungnya. Atau, bayangkan pemimpin yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup atau sikap yang buruk. Bila terjadi demikian, maka pemimpin tidak mampu menjadi teladan yang baik dan tidak mampu memimpin.

Tidak perlu membayangkan, sudah banyak sekali kasus-kasus yang terjadi dimana sosok pemimpin tidak kompeten. Ini seperti adanya korupsi dimana-mana dari pejabat negara itu sendiri. Mereka memiliki sikap kerja yang buruk yaitu sikap individualis, egois, serakah, dan lain-lain. Ini menghambat kinerja mereka dan pada akhirnya juga menghambat proses formasi oleh negara kita sendiri. Sikap-sikap yang tidak baik yang mereka cerminkan menunjukkan ketidakmampuan yang dimiliki mereka. 

Kemampuan fisik merupakan salah satu pendorong pemimpin yang baik. Walau hal tersebut memang benar karena kemampuan fisik seseorang dapat meneladani dan menginspirasi orang tetapi bukan berarti kemampuan fisik menjadi unsur yang paling penting dalam membentuk seorang pemimpin. Ini dibuktikan dengan analisis sederhana contoh-contoh pemimpin di sekitar kita. Melalui analisis, akan terlihat bagaimana korelasi kemampuan fisik dengan

Dibandingkan dengan unsur-unsur lain, kompetensi ini menjadi unsur paling utama dalam menjadi seorang pemimpin yang baik. Tanpa adanya keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang mendukung maka menjadi pemimpin yang baik akan mustahil. Maka dari itu, penulis sungguh ingin memiliki kompetensi seorang pemimpin.

Untuk menyerupai sosok pemimpin yang kompeten, terdapat beberapa hal yang perlu diprioritaskan. Hal-hal ini seperti sikap yang mau mendengarkan, keahlian dalam berkomunikasi secara efektif, bijaksana dan berpikir sebelum bertindak, hingga keahlian untuk berkomitmen dan magis. Beberapa hal tersebut menjadi kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan luar biasa. Dari beberapa prioritas tersebut, bagaimanakah seorang mampu mencapai dan menggapai masing-masing prioritas tersebut.

Pertama-tama, untuk mengembangkan sikap mau mendengarkan, perlu terlebih dahulu membangun kesadaran yang nyata dan konkret akan pentingnya mendengarkan orang lain. Bila kita masih memiliki sikap sombong, tinggi hati, dan individualis maka akan menghambat timbulnya sikap mau mendengarkan. Kita juga perlu sebisa mungkin menghilangkan sikap pilih-pilih dimana kita hanya mendengarkan apa yang kita inginkan dan tidak mendengar apa yang kita tidak inginkan. Langkah konkret yang bisa dilakukan adalah dengan meluangkan waktu sejenak untuk mendengarkan pendapat dan perspektif orang lain. 

Kedua, memenuhi prioritas yaitu keterampilan komunikasi yang efektif. Untuk itu, perlu untuk mulai memperbaiki kepercayaan diri yang dimiliki serta memahami secara jelas apa itu komunikasi yang efektif. Perlu juga dikembangkan sikap yang mau terlibat dalam komunikasi serta memastikan komunikasi yang timbul 2 arah bukan hanya monolog. Dengan perbaikan-perbaikan dari kebiasaan-kebiasaan seperti banyak ngomong, sok dingin, sombong, tinggi hati, dll maka kita dapat membangun komunikasi yang efektif.

Ketiga, prioritas sikap bijaksana dan berpikir sebelum bertindak. Ini lebih berkaitan dengan jam terbang dan kesadaran dari orang tersebut. Untuk mencapai dan melaksanakan hal ini, perlu belajar berpikir secara garis besar dan tidak narrow minded dimana hanya melihat dari perspektif diri sendiri. Kita perlu juga sadar bahwa setiap tindakan yang kita lakukan memiliki dampaknya bagi orang lain. Dengan demikian, kita mulai sadar bahwa tindakan yang dilakukan memiliki makna dan perlu dilakukan secara bijak dan pertimbangan yang matang.

Keempat, suatu hal yang juga penting adalah inisiatif yang dimiliki pemimpin. Inisiatif sangat perlu bagi seorang untuk menjadi pemimpin yang baik. Bila dilihat dari beberapa contoh pemimpin yang baik seperti Tuhan Yesus dan Ignatius Loyola, mereka berdua memiliki inisiatif untuk mengembangkan diri dan totalitas dalam segala karya yang dilakukan. Untuk meningkatkan inisiatif yang dimiliki, perlu kesadaran dari individu dan keinginan individu untuk aktif dan proaktif. Bila ia sungguh niat dan berupaya untuk inisiatif maka hal ini dapat dicapai dan diraih.

Terakhir, kemampuan berkomitmen dan magis. Ini menjadi sangat penting bagi pemimpin untuk mampu menyadari kesalahannya dan berkembang serta mengikuti komitmen yang dibuatnya. Ini dimiliki setiap sosok pemimpin yang baik dan patut diteladani. Untuk mengembangkan komitmen, perlu keinginan dan motivasi yang tinggi dari seorang terlebih dahulu serta sikap sabar dan dedikasi yang dimiliki. Untuk menerapkan prinsip magis, diperlukan seseorang yang sadar akan kesalahannya terlebih dahulu dan sungguh-sungguh ingin memperbaiki diri dan dibuktikan dengan tindakan nyata. Sikap tersebut sebenarnya bisa dikembangkan dan diraih tetapi memerlukan upaya dan kerja keras dari orang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun