Ia tersenyum. Hatiku meledak-ledak.
Ia mengulurkan tangan, memberikan sekuntum anyelir padaku.
Aku menggeleng lalu kutunjukan bahwa aku sudah memiliki anyelir sendiri. "Aku ingin mengenalmu," kataku.
"Seharusnya aku yang mengatakan hal itu padamu." Ia menjawab singkat. Satu kalimat itu kembali membuatku berfantasi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!