Mohon tunggu...
Lim Suandi
Lim Suandi Mohon Tunggu... Freelancer - Belum Bekerja

Bukan siapa-siapa kamu. www.limsuandi.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pengalaman Dijitak dan Diteror Driver Nakal di Aceh, Apa Benar Mereka Ditindak?

9 Juli 2019   14:10 Diperbarui: 9 Juli 2019   14:58 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Driver Mobil Ojek Online (Foto: Otosia.com)

Malam itu kami berencana akan nongkrong sejenak di kafe cukup terkenal di Banda Aceh. Padahal kami benar-benar tidak mengetahui seluk beluk wilayah Aceh. Kami mahasiswa pendatang dari berbagai wilayah di Sumatera, termasuk di Jawa.

21 mahasiswa dengan latar belakang berbeda, kami putuskan untuk memesan ojek online dari penginapan. Tujuan kali ini adalah tempat nongkrong mahasiswa yang bernama "Universitas Kopi". Kami berangkat ber-enam. Ada beberapa mahasiswi lain yang telah duluan menuju lokasi bersama panitia.

Saya ceritakan dulu alasan kami berada di Aceh. Kami adalah mahasiswa yang tengah mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTL) 2018, merupakan agenda pelatihan yang dilakukan organisasi Pers mahasiswa Kampus. Dan kali ini kami mengikuti PJTL 2018 yang diselenggarakan oleh Pers DeTak Universitas Syiah Kuala  - Aceh.

Firasat Awal Memang Sudah Aneh
Awal melakukan pemesanan, saya mulai mengalami firasat aneh dan rada mulai curiga. Saat driver mobil yang kami pesan menelpon, mencoba memastikan tujuan kami benar. Maka saya iya-iyakan saja, sebab saya pribadi tidak tau nama lokasi dan jalan disini. Kebetulan pemesanan menggunakan akun saya, sedangkan yang memasukan lokasi penjemputan dan tempat tujuan pada aplikasi adalah panitia kegiatan.

Karena saya bingung dia bertanya, telpon saya berikan ke panitia. Sekali lagi dia konfirmasi lokasi. Bahkan marah-marah karena ia sudah muter di depan dan tidak mau masuk ke dalam penginapan. Panitia meminta untuk masuk ke penginapan saja, ya driver ngotot tidak mau masuk ke dalam karena di maps hanya pintu gerbang. Sebenarnya bisa saja kami jalan kaki, tapi kondisi saat itu gerimis.

"Ya udah pak masuk dikit saja, gerimis pak, maju saja ke dalam dikit" kata panitia. namun driver marah-marah dengan banyak alasan. "dikit aja pak maju, tolonglah atau nggak kita batal saja nih pesan" kata panitia lagi.

Kemudian Drivernya membuat kesepakatan mau masuk jika bayaran ditambah. Karena kami juga lagi butuh, ya kami terima saja kok. Ku tanyalah sama panita yang telah berkata demikian, bahkan dalam kondisi sedikit kesal dengan driver. "itu kenapa kok drivernya marah-marah ya? Kemudian dijawab, iya kalau disini (Aceh) emang gitu kalau yang pesan bukan orang sini. Tadi kamu bicara pakai Bahasa Indonesia atau Bahasa Palembang ya? Soalnya dia tau kalau orang luar pesen pasti nggak bisa bahasa sini.

Sampai disini masih baik-baik saja. Aku anggap ya tidak akan ada apa-apa.

Driver Sampai, Dengan Ocehan dan Minta Bayaran Tambahan
Karena kami bertujuh, Jadi pesan mobil yang set 6, karena satu lagi bisa duduk didepan bersama driver. Mobil tiba depan penginapan, driver langsung bertanya dengan nada ketus. menggunakan bahasa yang kurang ku pahami, namun sedikit dimengerti. Bagian yang aku pahami dia nanya kalian berapa orang. Bertujuh bisa nggak pak? Mana ada bertujuh, ini mobil bukan punya kamu. Kalau mau bertujuh kalian nambah bayaran lagi. Ketus sekali bapak ini kata ku dalam hati.

Karena mobil cewek-cewek masih kosong, juga alasan agar hemat sih. Satu diantara kami ikut ke mobil tersebut. Aura mistis dan mencekam ketika mulai berangkat. Seperti biasa kita bercerita menggunakan Bahasa Indonesia. Kemudian driver bertanya seakan memastikan tujuan kami benar di jalan tersebut menggunakan Bahasa aceh. Kami bilang saja, kami nggak bisa bahasa aceh pak. Sehingga dia (Driver) menggunakan Bahasa Indonesia, kemudian dengan polos kami menjawab pertanyaan yang telah di ulang. Wah kurang tau juga pak, kata panitia ya lokasi udah bener kok di maps. Turun di depan "universitas kopi" sesuai maps.

Muter-muter, Lalu Marah-marah
Harusnya kami ajak satu panitia di mobil waktu itu. Dengan kondisi bingung dan juga linglung tidak tau betul lokasi. Dengan bodohnya kami telpon panitia dan kembali bertanya. Dijelaskan Panjang lebar dengan kondisi driver muter-muter di jalan dalam komplek tersebut. Kami berikan gaway ke dia, dia bilang nggak ada tempat yang dimaksud. Sampai panitia bilang sesuai maps pak, masak bapak nggak tau lokasi sih. Singkat cerita dengan kondisi marah, ia matikan gaway yang masih menelpon sebelumnya.

Kita semua hening di dalam mobil, ia marah-marah ke kami dengan ocehan yang hanya dapat dimengerti beberapa saja.

Sampai di lokasi
Sampai dilokasi, ku pikir cerita dan kesialan akan hilang. Nyatanya tidak, kami belum disuruh keluar. Ia minta bayaran tambahan lebih, karena ia telah muter-muter mulai dari penginapan hingga disini. Padahal muter-muternya mungkin sekitar 100 meter.

Terjadilah adu mulut nih, saya bilang saja "lah kok begitu pak, kami bayar sesuai kesepakatan lah". Kemudian adu mulut tetap terjadi hingga akhirnya kerah baju saya ia pegang dan leher saya sakit rasanya. bukan hanya itu saja, bahkan kepala saja di jitak. Ya ampun, saya benar-benar tidak terima hal demikian. Saya bilang gila ya kamu, main jitak kepala orang. Dengan kondisi marah dan meluap, teman-teman semua tegang.

Lalu dia meminta bayaran dengan cara merebut semua uang yang ada ditangan teman. Padahal uang tersebut belum dihitung karena banyak. Kami perkirakan uang yang di ambil sekitar 50 - 70 ribu dari harga bayar seharusnya 38ribu.

Kemudian ia langsung merampas gaway yang sedang saya pegang, sambil berkata. "kalian pasti akan kasi saya bintang satu, enak saja mau kasi bintang satu". Kemudian hp saya dilempar ke teman, untung tidak jatuh. Belum selesai disitu ternyata, dia masuk mobil dan membuka kaca mobil seraya berkata "Hei kamu, awas ya kamu. Aku tau lokasi kamu, aku pecahkan nanti kepala kamu, matilah". Kemudian langsung ngebut dengan lolongan mobil yang dibesarkan.

Kuhubungi Kontak Surel Pengaduan Ojek Online
Aku kirimkan bukti pemesanan, akun driver yang bersangkutan dan kuceritakan apa yang telah terjadi melalui surel tersebut. Kulanjutkan berkumpul bersama dengan kondisi psikis tertekan karena ancaman. Bahkan dia tau lokasi penginapan kami. 10 menit kemudian ada panggilan masuk, menggunakan telpon kantor dan dibawahnya muncul alamat kantor. Saya bingung dan langsung saja angkat.

Kemudian penelpon memperkenalkan diri, bahwa merupakan dari pihak ojek yang bersangkutan. Saya keluar kafe dan mencari tempat sepi. lalu menceritakan kondisi dan peristiwa yang terjadi sesuai kronologi, karena penelpon memintanya.

Kemudian dengan gampangnya ia berkata: terima kasih pak, mohon maaf atas ketidaknyamanan yang telah terjadi, kami akan memanggil dan memberikan pengarahan kepada driver tersebut.

Saya yang masih sangat kesal dan jengkel berkata "tolong ya mbak, mohon segera di proses". Kemudian ia menjawab sesuai prosedur dan jam kerja besok, driver akan dihubungi esok hari. Gila ya, kalau CS-nya besok lupa bagaimana? Apa ada keluhan lainnya? Saja bilang tidak ada lagi, karena hanya menambah kekesalan saya.

Panggilan tidak dikenali sering menelpon
Setelah pulang ke penginapan, puluhan kali panggilan tak dikenali masuk ke nomor saya. Saya angkat dia malah diam, sungguh meneror saya secara pribadi. Saya matikan gaway dan memejamkan mata meski tidak bisa tidur.

Sampai esok harinya terdengar di telinga saya, dari perempuan yang penginapannya persis gedung sebalah. Ia berkata ke panitia yang aku dengar seperti ini. "tadi malam ada seseorang laki-laki yang berada dilokasi kita, mengintip dari jendela depan dan belakang, aku nggak tau siapa? Ia berkeliling di sekitar penginapan kita,  aku jadi takut".

Aku tersentak kaget, namun untungnya hari itu adalah hari terakhir kita menerima materi. Karena besok kita akan berangkat ke Aceh Jaya untuk praktik lapangan. Lega rasanya, setidaknya ia tidak akan dapat melakukan terror ke penginapan.

Benarkah Driver Nakal Ditindak?
Melihat banyaknya cerita pengguna Ojek Online yang mengalami penipuan oleh driver nakal. Dengan kasus terbanyak makanan yang tidak sampai tujuan, padahal pembayaran sampai dan saldo terpotong. Sehingga saya penasaran, apa benar driver nakal di tindak? Entalah aku tidak benar-benar mengetahui.

Tulisan ini tidak ada maksud apapun, hanya ingin membagikan cerita pengalaman bertemu dengan driver nakal. Sejauh ini banyak kok driver yang baik. Hanya saja harapan saya, driver yang nakal tersebut benar-benar ditindak. Jangan sampai citra baik akan tertutup oleh driver yang nakal tersebut. Semoga tidak ada lagi driver nakal demikian.

Apa kalian pernah mengalami bertemu dengan driver nakal?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun