Mohon tunggu...
LILIS ROSLISNAWATI
LILIS ROSLISNAWATI Mohon Tunggu... GURU

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Esensi Kurikulum Prototipe dalam Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

28 Januari 2023   18:33 Diperbarui: 28 Januari 2023   18:33 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum merupakan keseluruhan pengalaman belajar murid yang meliputi tujuan pembelajaran (konten), panduan pedagogi dan panduan asesmen. Tujuan pembelajaran ini memuat kompetensi dan lingkup materi yang harus dimiliki murid sesuai dengan kurikulum nasional yang ditetapkan Pemerintah. 

Panduan pedagogi merupakan petunjuk yang harus dikuasai pendidik untuk menyelenggarakan pembelajaran, memahami karakteristik murid dan mengembangkan potensi murid sesuai dengan potensi yang dianugerahkan Tuhan. Sedangkan panduan asesmen merupakan petunjuk bagi pendidik untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembelajaran dan kompetensi murid setelah diberikan pengaruh pembelajaran.

Kurikulum memang harus bersifat dinamis sehingga harus senantiasa berubah dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan juga kebutuhan murid yang berkembang dari zaman ke zaman. Saat ini kita berada di era revolusi industry 4.0 dimana kemajuan teknologi berkembang pesat. 

Di era digital ini kebutuhan murid-murid kita mengalami perubahan. Mereka dapat mengakses segala informasi dari berbagai media, mulai buku, media digital, majalah, video dan sebagainya. Informasi semakin mudah didapat. Mereka membutuhkan kurikulum yang dapat memenuhi kebutuhannya dan juga menunjang potensinya untuk berkembang. Melalui pendidikan diharapkan murid memiliki kompetensi mumpuni yang menjadi bekal untuk mampu hidup di zamannya.

Saat ini hadir kurikulum prototipe atau dikenal dengan kurikulum merdeka. Kurikulum prototipe merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Berikut merupakan beberapa hal yang menjadi esensi kurikulum prototipe:

  • Dalam kurikulum prototipe, kompetensi dan lingkup materi disajikan dalam Capaian Pembelajaran (CP). CP ini merupakan kompetensi dan juga karakter yang harus dicapai setelah pembelajaran dalam rentang waktu tertentu.
  • Kurikulum prototipe dikembangkan dari teori konstruktivisme, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan ditujukan untuk membangun pengetahuan, sehingga murid mencari sendiri dari beragam media yang disajikan guru. Dalam hal ini guru hanya memfasilitasi belajar mereka sesuai dengan gaya belajarnya. Guru menuntun belajar murid sehingga kemampuan kognitif dan non kognitif murid tumbuh dan berkembang melalui pengalaman belajar dan interaksi sosial yang dialami selama pembelajaran.
  • Dalam kurikulum prototipe satuan Pendidikan diberikan kebebasan dalam mengatur alokasi waktu pembelajaran.
  • Dalam kurikulum prototipe murid disediakan perangkat pembelajaran yang beragam, baik media cetak, video, buku teks, maupun media lainnya.
  • Dalam pelaksanaan pembelajaran, satuan Pendidikan dapat melakukan 3 alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi, yaitu:

a. Reguler, yaitu pembelajaran yang terpisah antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

b. Blok, yaitu pembelajaran dalam blok-blok tersendiri, misalnya 3 bulan IPA dan 3 bulan lagi untuk IPS.

c. Kolaborasi, yaitu merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen secara terpadu antar mata pelajaran, misalnya Bahasa Indonesia dan SBdP dengan materi Puisi, maka murid dibelajarkan untuk mencipta puisi dan menyanyikan lagu dengan lirik dari teks puisi yang diciptakan.  

  • Kurikulum prototipe memiliki struktur pembelajaran yang terdiri dari intrakurikuler, ekstrakurikuler dan program penguatan profil pelajar Pancasila.

Struktur pembelajaran kurikulum prototipe tersebut dapat dijabarkan dalam penjelasan berikut:

  • Dalam kegiatan intrakurikuler, kurikulum prototipe mengedepankan pendekatan saintifik yang diakhiri dengan refleksi pembelajaran. Setiap murid diharapkan mengalami tahapan kegiatan belajar mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengomunikasikannya pada murid yang lainnya.
  • Selain itu, dalam kurikulum prototipe pada jenjang SD, mata pelajaran IPA dan IPS disatukan menjadi IPAS. Hal ini dikarenakan struktur berpikir anak usia SD masih sederhana, holistik, komprehensif dan tidak detail.  Pada jenjang SMP, informatika menjadi pembelajaran wajib. Sedangkan untuk jenjang SMA peminatan dimulai dari kelas 11 dan pada jenjang SMK mata pelajaran vokasi dan prakarya dilaksanakan secara kolaboratif dengan masyarakat sekitar. Lain halnya dengan jenjang SLB. Pada SLB, CP berbeda-beda yang bergantung pada analisis mental murid (usia mental). 
  • Untuk kegiatan ekstrakurikuler dalam kurikulum prototipe satuan Pendidikan diberikan keleluasan untuk mengembangkan sesuai dengan kapastitas dan karakteristik murid.
  • Profil pelajar Pancasila merupakan karakteristik murid yang diharapkan terbangun. Penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan secara terpisah dari kegiatan pembelajaran. Penguatan ini dikembangkan melalui pembelajaran berbasis proyek yang dibuat secara tematik, dengan tema:

a. Gaya Hidup Berkelanjutan

b. Kearifan Lokal

c. Bhinneka Tunggal Ika

d. Bangunlah Jiwa dan Raganya

e. Suara Demokrasi

f. Berekayasa dan berteknologi untuk Membangun NKRI

g. Kewirausahaan

Penguatan profil pelajar Pancasila memiliki alokasi waktu sendiri yang terpisah dari pembelajaran dengan penilaian (asesmen) yang berfokus pada dimensi profil pelajar Pancasila, yang terdiri dari: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; dan 6) Kreatif

Kurikulum prototipe memiliki konten yang bisa membelajarkan murid untuk belajar sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman. Kurikulum ini nantinya akan diadaptasi oleh masing-masing satuan Pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi geografis (keadaan lingkungan satuan Pendidikan tersebut) dan kebutuhan murid. Kurikulum prototipe ini akan menjadi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) yang siap diimplementasikan dengan pengembangan yang berprinsip pada:

  • Berpusat pada murid
  • Kontekstual
  • Esensial
  • Akuntabel
  • Melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Dalam KOSP maka satuan Pendidikan harus merumuskan:

  • Kegiatan jangka panjang, yang meliputi Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
  • Kegiatan jangka pendek, yang meliputi:
  • Perencanaan pembelajaran (ATP, asesmen, modul ajar, media ajar dan program prioritas satuan Pendidikan)
  • Pengorganisasian pembelajaran mulai dari muatan kurikulum, beban belajar, program intrakurikuler, ekstrakurikuler dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
  • Sistem pendampingan, evaluasi dan pengembangan profesional.
  • KOSP akan berdampak pada kemajuan Pendidikan ketika semua warga satuan Pendidikan memahami, merumuskan, dan melaksanakan dengan penuh kesadaran untuk perubahan paradigma pendidikan ke arah lebih baik. Hal ini akan terwujud ketika setiap warga Pendidikan memiliki kesadaran diri untuk keluar dari zona nyaman dan berkolaborasi melakukan kegiatan terbaik untuk kemajuan Pendidikan.

Kurikulum prototipe akan berdampak ketika pendidik menyambutnya dengan melaksanakan apa yang diamanatkan dengan kesadaran penuh. Sebaliknya, ketika kurikulum ini hanya diketahui saja tanpa diimplementasikan dengan kesadaran penuh maka tujuan kurikulum menjadi nihil. 

Mari mulai awali dengan melaksanakan amanat kurikulum prototipe dengan kesungguhan hati yang diwujudkan dari merubah paradigma berpikir menjadi growth mindset. Growth mindset ini akan mengantarkan pada perubahan diri menuju perubahan kecil yang secara konsisten dilakukan untuk kemudian berdampak besar bagi kemajuan Pendidikan. Ketika terwujud, kurikulum prototipe mengantarkan murid pada kemerdekaan lahir dan batin yang hakiki.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun