c. Bhinneka Tunggal Ika
d. Bangunlah Jiwa dan Raganya
e. Suara Demokrasi
f. Berekayasa dan berteknologi untuk Membangun NKRI
g. Kewirausahaan
Penguatan profil pelajar Pancasila memiliki alokasi waktu sendiri yang terpisah dari pembelajaran dengan penilaian (asesmen) yang berfokus pada dimensi profil pelajar Pancasila, yang terdiri dari: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; dan 6) Kreatif
Kurikulum prototipe memiliki konten yang bisa membelajarkan murid untuk belajar sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman. Kurikulum ini nantinya akan diadaptasi oleh masing-masing satuan Pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi geografis (keadaan lingkungan satuan Pendidikan tersebut) dan kebutuhan murid. Kurikulum prototipe ini akan menjadi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) yang siap diimplementasikan dengan pengembangan yang berprinsip pada:
- Berpusat pada murid
- Kontekstual
- Esensial
- Akuntabel
- Melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Dalam KOSP maka satuan Pendidikan harus merumuskan:
- Kegiatan jangka panjang, yang meliputi Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
- Kegiatan jangka pendek, yang meliputi:
- Perencanaan pembelajaran (ATP, asesmen, modul ajar, media ajar dan program prioritas satuan Pendidikan)
- Pengorganisasian pembelajaran mulai dari muatan kurikulum, beban belajar, program intrakurikuler, ekstrakurikuler dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
- Sistem pendampingan, evaluasi dan pengembangan profesional.
- KOSP akan berdampak pada kemajuan Pendidikan ketika semua warga satuan Pendidikan memahami, merumuskan, dan melaksanakan dengan penuh kesadaran untuk perubahan paradigma pendidikan ke arah lebih baik. Hal ini akan terwujud ketika setiap warga Pendidikan memiliki kesadaran diri untuk keluar dari zona nyaman dan berkolaborasi melakukan kegiatan terbaik untuk kemajuan Pendidikan.
Kurikulum prototipe akan berdampak ketika pendidik menyambutnya dengan melaksanakan apa yang diamanatkan dengan kesadaran penuh. Sebaliknya, ketika kurikulum ini hanya diketahui saja tanpa diimplementasikan dengan kesadaran penuh maka tujuan kurikulum menjadi nihil.Â
Mari mulai awali dengan melaksanakan amanat kurikulum prototipe dengan kesungguhan hati yang diwujudkan dari merubah paradigma berpikir menjadi growth mindset. Growth mindset ini akan mengantarkan pada perubahan diri menuju perubahan kecil yang secara konsisten dilakukan untuk kemudian berdampak besar bagi kemajuan Pendidikan. Ketika terwujud, kurikulum prototipe mengantarkan murid pada kemerdekaan lahir dan batin yang hakiki.