Mohon tunggu...
Lili Mulyani
Lili Mulyani Mohon Tunggu... Ibu empat orang anak, ASN Pemkot, Guru Inspirator aktiv literasi FIM Banten 2023.

Menulis bukanlah hobi, tetapi nafas kehidupan yang bukan hanya sebagai terapi jiwa namun sekaligus mampu untuk mengenali diri serta berdialog dengan masa depan. Dengan menulis berati kita menciptakan jalan pulang yang nikmat sekaligus indah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa Jadinya Jika Kita Terus Menyepelekan Burnout?

4 Mei 2025   18:55 Diperbarui: 4 Mei 2025   18:55 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa Jadinya Jika Kita Terus Menyepelekan Burnout?

"Aku tidak lemah. Aku hanya lelah. Lelah biasa. Nanti juga hilang."
Begitu kataku pada diri sendiri. Hari demi hari. Sampai akhirnya aku berhenti percaya kalimat itu---karena lelah ini tidak juga pergi. Dan yang lebih menakutkan: aku mulai berhenti peduli.

Burnout Tidak Datang Seperti Badai. Ia Datang Seperti Kabut.

Burnout tidak datang dengan peringatan keras. Ia tidak meledak. Tidak mengamuk. Ia menyelinap dalam senyap, menyamar sebagai rutinitas, dan perlahan mencuri bagian dari dirimu---minat, makna, bahkan harapan.

Saya masih bekerja. Masih tersenyum. Masih berkata "baik-baik saja". Tapi semuanya terasa hampa. Seperti aktor yang lupa naskah tapi terus dipaksa naik panggung.

Mengapa Burnout Terus Dianggap Masalah Sepele?

Karena kita hidup dalam budaya yang memuja sibuk. Di mana "capek" adalah medali, dan "istirahat" dianggap dosa.

Ketika saya mulai kehilangan semangat, saya dibilang "kurang bersyukur". Ketika saya menarik diri, saya dianggap "moody". Tidak ada yang melihat bahwa saya sedang tenggelam perlahan---termasuk saya sendiri.

Burnout bukan lelah biasa. Ini luka dalam jiwa yang tidak bisa disembuhkan hanya dengan tidur semalam.

Dan Jika Terus Disepelekan, Apa yang Akan Terjadi?

  • Kamu akan bekerja keras, tapi kehilangan makna.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun