Tiga tahun lalu saya mengenal Kompasiana lewat PMM2 di UPI Bandung. Dari tugas menjadi kebiasaan, kini menulis jadi cara saya merawat kenangan.
Dunia kasih tantangan, tapi Tuhan tanam inervelegnsi: kekuatan sunyi yang nggak kelihatan, tapi cukup buat kamu tetap berdiri dan nggak nyerah.
Terkadang kita tertawa paling keras, justru saat kita sedang paling hancur. Karena dunia tak selalu butuh air mata untuk tahu bahwa kita sedang terluk
Ternyata, bukan cuma perasaan aja lho! Ada penjelasan ilmiah dan psikologis di balik kenapa lagu favorit bisa bikin mood langsung naik.
Ada yang tak pernah hilang meski jarak memisah: kenangan yang dirawat dalam surat, dan perasaan yang diam-diam tetap hangat. Ini bukan sekadar kisah s
Saya mulai pulih saat berhenti pura-pura. Saat meminta tolong. Saat duduk di ruang konseling dengan tangan gemetar, dan berkata: “Saya tidak tahu haru
Pengalaman mengikuti language camp di Pacet Mojokerto
Malam itu aku begitu pusing tak tertahankan. Aku pun bertanya-tanya pada diri sendiri apa yang menjadi penyebab semua ini. aku begitu marah pada dirik
![[Blog Competition] Sepeda Pembawa Mimpi](https://assets-a3.kompasiana.com/items/album/2015/06/22/143495124810390335768.jpg?t=o&v=410&x=225)
hal yang paling menyebalkan dan mengesalkan adalah menunggu angkutan umum yang datang tiga puluh menit sekali. hingga harus berjalan ratusan meter unt
