Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jeritan Tengah Malam

14 Januari 2024   14:40 Diperbarui: 14 Januari 2024   14:46 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jeritan Tengah Malam. Sumber: www.freepik.com

Belum laku lu, yah. Kaga ada cowo yang mau sama lo.

Suara khas itu datang dari 30 dan tidak ada duanya di kompleks ini. Nyaring, pitch-nya tinggi, dan belum pernah kudengar lagu merdu keluar dari mulut itu. Nada yang keluar selalu sumbang, pahit, dan getir.

Kulihat jam di gawai. Angka yang tertera di layar menunjukkan pukul 12: 52 am! Di depanku ada sebuah artikel tentang ciri-ciri perempuan yang tidak bahagia hidupnya. Ternyata, deskripsinya menggambarkan sosok perempuan 30.

Mungkin 30 sedang mengalami masa-masa seperti Rika. Mungkin dia menghadapi masalah yang lebih berat. Entahlah, yang pasti semua orang memiliki pergumulan hidup masing-masing.

Suatu kali, di kisaran waktu yang sama seperti saat ini, tiba-tiba sebuah jeritan merobek keheningan, "ITU UANG GUA, LO PAKE UANG GUA ..."

Jeritan tengah malam itu datang dari 30. Warga baru yang tertutup dan mengisolasi diri dari tetangga. 

Sekali waktu pernah kulihat Berto dan Meni, kawan-kawanku, bertandang ke 30 membawa sembako. Tetapi, aku tak mau ikut campur urusan mereka ketika Berto dan Meni tidak angkat suara apapun.

Dari kehidupannya sehari-hari, 30 memang terlihat hidup dalam ketegangan. Dini hari ini, rasanya ingin kuputarkan sebuah lagu untuknya, I Give You Jesus. Semoga, apapun masalah mereka di 30, mereka tahu jika ada Yesus yang dapat menolong.


Satu pelajaran hidup di dini hari ini datang dari Pedro. Benang merah dari semua permasalahan yang ada di dalam hidup yaitu bumbu penyedap. Yang perlu kulakukan hanya terus berlari hingga garis akhir. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun