Saya sadar ‘me time’ itu waktu yang amat mewah. Karena itulah saya berjuang keras untuk mendapatkannya.
Tidak ada aturan khusus untuk mengisi ‘me time’. Apapun yang menyenangkan dan membuat seorang introvert menjadi dirinya sendiri, lakukanlah.
- Meminta waktu sendiri
Kebutuhan akan waktu untuk menyendiri saya bicarakan pada anak. Namun saya tetap memastikan, sekalipun tanpa kehadiran saya, dia aman dan menikmati waktu tersebut dengan apa yang disukainya.
Ada teman berkata, “Raja tega, masa anak dibiarin sendiri.” Tetapi untuk kami berdua, hal itu harus dijalani. Sebab saya butuh waktu menyendiri, dan anak butuh belajar untuk berinteraksi dengan orang lain.
- Waktu diam
Ada bagian dari homeschooling kami yang menggunakan metode tutorial interaktif antara guru dan murid, namun ada pula saatnya anak harus mengerjakan soal secara mandiri.
- Pembicaraan serius
Sifat alamiah introvert adalah menyukai pembicaraan yang ‘padat gizi’ atau percakapan yang serius dan penting. Maka, waktu-waktu saya berbicara kepada anak, itulah saat yang paling berat.
Sebisa mungkin, saya pun menyesuaikan dengan usia anak. Maksudnya agar ucapan-ucapan saya tidak membuat dia menjadi ‘gila’ karena terlampau
tinggi dari akalnya.
- Melakukan hobi
Memenuhi pikiran dengan hal yang disukai akan membuat kita bahagia. Sehingga ketegangan akibat parenting pun sirna.
- Tidur siang
Anak extrovert terlihat enerjik dan tidak kenal lelah. Namun dari pengamatan, saya temukan jika dia pun dapat merasa lelah. Hanya saja, dia kurang mampu menyikapi lelah dengan istirahat.
Maka dari itu, jika tanda-tanda kelelahan nampak pada anak, saya akan meminta dia tidur siang. Atau kami dapat tidur siang bersama.
***