Dengan bekal googlemap yang telah di-share oleh Nanok, Ia berangkat menyusuri ringroad utara, ringroad timur dan belok kanan di perempatan bangjo Jl. Godean. Setelah sampai pertigaan bagjo Mbantulan belok kiri. Sebenarnya dulu waktu kuliah, tepatnya saat mengerjakan skripsi Ia tinggal di rumah Sofyan, teman SMPN Bumiayu I di Perum Sidoarum.
Sofyan yang kuliah di Teknik Perminyakan UPN ini tinggal sendirian dan butuh teman. Rohmanpun menyanggupi tawaran teman lamanya, karena selain bisa mengirit uang kos, juga suasana tenang dibutuhkan agar konsentrasi dan fokus untuk menyelesaikan skripsi.
Setelah Indomaret di sebelah kanan sebelum rel kereta api, GPS mengarahkan belok kanan sampai ketemu Tugu Pancasila. Rumah Nanok tinggal 800 meter dari tugu itu ke arah selatan.
Hampir jam 7, Rohman sampai di rumah Nanok yang sebelahnya persis Mesjid Baitul Muttaqien. Setelah masuk ke pintu, nampak suguhan teh hangat, gorengan tempe, pisang goreng dan jajanan pasar sudah tersedia.
"Lah iki tuku cenil ngone Hendro po Nok?"
"Hahahahaha." Nanok cuman ketawa saja.
Tak lama kemudian, Mbah Slamet dan Hendro datang bermotor hampir bersamaan. Setelah menucap salam, Mbah Slamet menyampaikan tidak jadi ngowes karena ada keperluan yang harus dibeli di Toko Progo untuk Mushola.
Hendro seperti biasa tidak ngowes, walau jarak dari rumahnya tidaklah jauh.
"Wis jeleh ngowes po koe Dro?" Tanya Rohman.
"Ngene Man, aku kudu kerjo. Nek ngowes wektuku ilang tur yo kesel. Bagi orang swasta, waktu adalah uang yo to Mbah?" Sambil melihat Kyai Slamet minta dukungan.