Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hari Lingkungan Dunia: Apakah Kita Punya Rencana Pembangunan Keragaman Hayati Pasca Covid-19?

5 Juni 2020   09:59 Diperbarui: 5 Juni 2020   19:00 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keragaman Hayati (Worldbank.org)

Memang, pademi Covid-19 punya perbedaan besar karena ada ketika media sosial sudah menjadi bagian penting dari manusia. Pengetahuan dan juga ketakutan, kebingungan, bahkan hoaks serta upaya upaya penanggulangan pandemi banyak difasilitasi oleh media sosial.

Visualizing the History of Pandemics (Nicholas LePan, Maret 2020), yang diterbitkan oleh the World Economic Forum menunjukkan sejarah pandemi dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa globalisasi.

Sebelum masa kejayaan Eropa, kehidupan manusia sangat lokal. Manusia lahir dan meninggal di tempat kelahiran. Transportasi dan komunikasi sangat lamban, bergantung pada alam.

Wabah Bubonic adalah pandemi pertama, terjadi antara abad 6 sampai 8 Masehi pada masa kekaisaran Roma. Pandemi kedua adalah Black Death muncul pertama di akhir masa kegelapan Eropa di abad 14 yang diikuti kelaparan dunia dan juga perang. 

Kedua pandemi itu muncul di masa pra modern dan penularannya dilakukan melalui media tikus yang melakukan perjalanan bersama kapal dagang.

Adalah pandemi ketiga dan seterusnya terjadi dengan cepat ke daratan dengan bantuan kapal kapal dagang dan juga dibangunnya rel kereta api. Kemajuan alat transportasi dan teknologi maritim antar benua membuat pandemi cepat menjalar. 

Ditemukannya wilayah-wilayah baru oleh koloni menyebabkan hadirnya penyakit dari daratan Amerika dan Eropa menularkan kepada penduduk asli di 'wilayah baru'. 

Pandemi cacar air, tipus, kolera, dipteri, influenza menjadi bagian dari penyakit yang membunuh sekitar 90 sampai dengan 95% penduduk asli dunia. Pengecualian adalah terjadi pada tidak menyebarnya kolera ke Asia Selatan karena kelembaban udara tidak mendukung tumbuhnya pathogen kolera.

Memang revolusi industri menjadi pencetus banyak pandemi. Namun, pada saat yang sama revolusi industri diikuti revolusi kesehatan dengan lahirnya vaksin-vaksin baru. Berbagai pandemi di masa millennium terjadi. Pandemi Covid-19 mungkin saja mempercepat Revolusi Industri 4.0.

Pandemi Ternyata Bukan Cara Bumi Beristirahat 

Banyak kalangan masyarakat berpikir bahwa pandemi adalah cara bumi beristirahat. Adanya social distancing dan pemberhentian kegiatan ekonomi dipercaya membawa silver lining yang mendorong bumi untuk beristirahat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun