Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hari Lingkungan Dunia: Apakah Kita Punya Rencana Pembangunan Keragaman Hayati Pasca Covid-19?

5 Juni 2020   09:59 Diperbarui: 5 Juni 2020   19:00 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keragaman Hayati (Worldbank.org)

Buktinya, beberapa negara malah mendorong eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alamnya, termasuk sumber daya hutannya untuk menggenjot perekonomian pada saat dan pasca pandemi Covid-19. Saya telah menuliskannya di Kompasiana pada artikel ini. 

Penjelasan tentang keterkaitan rusaknya keragaman hayati dan munculnya virus, termasuk Covid-19 dan bagaimana pemeliharaan atas keragaman hayati dapat mencegah munculnya berbagai virus zoonotic bisa dilihat pada video di saluran Youtube ini. 

Yang menjadi kekecewaan adalah bahwa justru karena adanya pandemi ini malah menunda diskusi dan jadwal pelaksanaan pertemuan dan negosiasi terkait lingkungan dan kehidupan satwa liar. 

Misalnya, Kongres Konservasi Dunia atau World Conservation Congress dijadwalkan ulang, yang semula akan dilakukan pada Juni 2020 di Marseille, Prancis, akan ditunda ke Januari 2021. 

Padahal, rencananya pertemuan di tahun 2020 ini, PBB hendak mempertemukan delegasi 196 negara yang hendak memfinalisasi negosiasi kebijakan keragaman hayati untuk menggantikan target the 2010 Aichi Biodiversity yang akan kedaluwarsa pada akhir 2020. 

Transformasi sangat diperlukan untuk mencapai target target baru, apalagi dengan adanya pandemi.

Penundaan ini merisaukan banyak ahli lingkungan karena dunia akan kehilangan momentum untuk merawat keragaman hayati dan mengurangi dampak perubahan iklim, dan kemungkinan berkurangnya anggaran negara negara untuk dialokasikan pada upaya merawat keragaman hayati. (Mongabay.com, April 2020). 

Penggiat lingkungan masih berharap bahwa pandemi merupakan momen para pihak untuk menjaga motivasi untuk melihat hubungan antara penyebab kerusakan keragaman hayati dengan kesehatan manusia, khususnya karena perubahan penggunaan tanah dan penurunan mutu ekosistem yang mendorong munculnya virus zoonotic.

Kesadaran berbagai pihak akan hubungan antara kemunculan pandemi di dunia dalam kaitannya dengan berbagai revolusi industri sangat perlu dibangun. Industrialisasi, urbanisasi, dan deforstasi mendorong kemunculan berbagai pandemi di dunia.

Sejarah Pandemi (Sumber : Visual Capitalist)
Sejarah Pandemi (Sumber : Visual Capitalist)
Keberadaan pandemi yang satu dengan yang lain memang tertolong oleh perkembangan teknologi. Namun, tidak dapat ditutupi bahwa dampak ikutan dari industrialisasi, urbanisasi, dan penggunaan lahan serta kegiatan ekonomi global sangat mempengaruhi kemunculan pandemi. 

Intinya, globalisasi membawa pengaruh pada kesehatan manusia. Dan, kita diingatkan oleh sejarah kemunculan banyak pandemi yang ada setelah adanya berbagai revolusi industri di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun