Kompasianer, berapa harga skincare mu? Berapa budget per bulan yang disisihkan untuk membeli skincare? Mana yang harganya lebih ekonomis: skincare lokal atau skincare luar?
Lalu, apakah benar apa yang dikatakan Kang Dedi: masyarakat sering ribut kalau harga beras naik, tapi tidak pernah protes terhadap harga skincare yang naik.
Hmmm... biar fair, mari kita bedah harga skincare yang rutin kita gunakan. Seberapa sering kita menggunakannya? Dan seberapa bergantungnya kita terhadap skincare-skincare tersebut.
Jadi, mari kita list berdasarkan jenis dan urutan penggunaan basic skincare. Minimal pembersih, sabun muka, pelembab, serum, sunscreen. Lalu saat malam, boleh juga ditambah toner, serum dan masker. Boleh dong ditotal berapa pengeluaranmu untuk semuanya.
Jangan lupa sertakan merek, mili atau gram tiap kemasan supaya terlihat mahal/murahnya. Lalu berapa lama estimasi masa penggunaannya: sebulan, dua bulan, atau baru habis setelah 6 bulan?
Lalu bagaimana jika skincare kesayanganmu naik seperti harga beras? Apakah lantas kamu mencari alternatif, menunggu promo, melakukan demo, atau sama sekali mogok tidak pakai skincare?
Menuju Ramadan, bagaimana harga skincare yang kamu incar, apakah naik seperti harga-harga kebutuhan pokok? Ataukah malah turun harga karena promo bundling dan live shopping? Di mana biasanya kamu membelinya: online atau offline di toko?
Yuk berbagi cerita tentang topik ini. Tambahkan label Harga Skincare pada tiap konten yang dibuat.
