Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Harga Skincare Naik, Pilih Cantik atau Kenyang?

6 Maret 2024   11:16 Diperbarui: 7 Maret 2024   08:25 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua ibu guru pengguna skincare dan non skincare. Sumber: dokumentasi pribadi

Skincare adalah salah satu bagian kebutuhan dasar kaum hawa saat ini. Berbagai merek skincare menguasai pasar kosmetik nasional. Ada produk asing, dalam negeri, dan produk industri rumahan. 

Skincare memberikan jaminan kecantikan bagi wanita. Bukan hanya menjadi lebih percaya diri kalau tampil cantik, tetapi peluang mendapatkan pasangan, menjaga keharmonisan rumah tangga hingga prestiae bisa tetap ada. 

Berbicara tentang harga skincare, dapat dikategorikan sedikit mahal. Jarang ada produk skincare yang murah, apalagi murahan. Kualitas yang makin baik akan makin membuat tingga harga skincare. Skincare memiliki keajaiban dalam membuat mulus dan kinclong kulit seseorang. 

Meskipun saya seorang bapak, tetapi berbicara soal skincare, dapat saya pahami dan dapatkan dari koleksi skincare milik istri saya. Sebagai laki-laki, tentunya saya ikut bangga dong memiliki istri yang tanpa polesan kosmetik sudah cantik, apalagi sudah tersentub skincare. 

Ketika masih pacaran, istri sudah menggunakan skincare. Bahkan saya pernah ikut menerapkannya pada wajah saya beberapa minggu sebelum hari pernikahan. 

Kini, harga skincare juga ikut naik. Bukan karena naiknya harga beras. Memang produk kosmetik ini secara berkala juga mengalami kenaikan. Semakin ada produk terbaru yang lebih baik, maka harga pun ikut berubah. 

Bagi kaum ibu, seperti istri saya, ketika harga-harga merangkak naik, termasuk beras, pembelian skincare tetap normal. Pembedanya adalah istri cenderung memilih produk skincare dengan harga terjangkau. Hal ini saya amati ketika istri tidak memaksakan koleksi skincare dari beberapa merek mahal yang banyak ditawarkan oleh komunitas penjual kosmetik. 

Jadi, istri masih mempertimbangkan kebutuhan beras keluarga lebih penting dibandingkan memuaskan hasrat menggunakan aneka paket skincare. Perut kenyang bagi anggota keluarga masih menjadi prioritas dibalik kemilau pemakaian skincare. 

Biaya pembelian satu paket skincare dengan merek ternama bisa menutupi kebutuhan makan keluarga kecil dalam sebulan. Pemikiran bijak mengelola keuangan rumah tangga ada dibalik kebutuhan skincare dan mengenyangkan perut keluarga. 

Sebenarnya, kecantikan seorang wanita itu bukan dari kualitas skincarenya. Kecantikan yang sebenarnya lahir dari dalam jiwa. Tanpa dipoles skincare pun, seorang wanita akan terlihat cantik dan menawan. Tampilan seperti ini banyak didapatkan dari para ibu guru. Banyak diantara mereka yang hanya menggunakan bedak yang umum di pasaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun