Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Masyarakat Sipil Indonesia, Renta Sebelum Tua

20 September 2019   15:12 Diperbarui: 21 September 2019   10:40 1625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI : MASYARAKAT KORBAN POLITIK IDENTITAS DI KALA AHOK DIPENJARA KARENA PENISTAAN AGAM (FOTO : TEMPO)

Mengingat 1998 dan Evolusi Masyarakat Sipil 

Setelah lama 'cuti' tidak mengintip FB, pagi tadi saya membaca postingan (Pak) Philip J Vermonte, Direktur Eksekutif CSIS.

Ia menulis soal pertemuannya kembali dengan Pak Sugeng Hariadi, seseorang yang dulu Philip kenal sebagai kepala seksi di Bank Dagang Negara (sekarang Bank Mandiri). 

Ini terjadi pada 1998, ketika Philip adalah staf yunior di perusahaan agen periklanan, sebelum akhirnya ia menempuh S2 nya di Australia. Dan, Philip menyebut semalam bertemu pak Sugeng yang saat ini adalah Direktur di anak perusahaan Bank Mandiri. 

Saya nimbrung memberi komentar di FB "Kalau ahli politik bicara soal tahun 1998, meski sebagai latar belakang soal pertemuan kembali dengan teman kerja lama, kita perlu waspada". 

Philip menjawab komen saya "That was the year saya ketemu mbak, diajak sama bos saya, terus saya dapat nasihat "Break a leg' lho mbak. You might not remember".  🤣

Pada tahun 1998 saya masih menjadi dosen Trisakti dan juga konsultan untuk suatu proyek. Saat itu saya berperan jadi ketua tim suatu proyek untuk pemasaran pemanfaatan IT bagi UKM untuk kementrian perindustrian, dengan dana hibah. 

Sebagai tim, kami menggandeng perusahaan agen periklanan dimana Philip bekerja, dan juga Nukman Lutfi (almarhum), yang saat itu adalah Direktur Agrakom yang seatap dengan Detik.com, dan mas Harry Dharsono, perancang mode yang punya pengalaman lama mendukung UKM.

Di hari presentasi tender proyek di awal bulan Mei, Jakarta sedang sangat genting. Mas Harry yang mobilnya Mercy dan pak Nukman yang 'Kijang kapsul' baru, tentu tidak berani mengambil reisiko pergi ke lokasi presentasi yang berada di Jalan Gatot Subroto. 

Alhasil, mereka rela saya supiri dengan mobil perang Feroza 1994 saya. 

Presentasi lancar, walau kami ketar ketir sepanjang perjalanan. Kami memenangkan tender. Philip menulis email berpamitan tak bisa dukung implementasi proyek, karena ia mendapat beasiswa S2 ke Australia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun