Ketika sunyi menghampiri
Aku teringat rinai
Rintik-rintik perlahan-lahan membasahi bumi
Aku menunggu dengan gelisah
Dengan segala resah
Rembulan masih tersenyum
Menyinari pekatnya malam
Menit berganti dengan jam
Jalanan setapak dihiasi lampu temaram
Rinai masih setia
Menambah suasana gundah
Yang ditunggu belum kembali
Apakah dia tersesat
Di bawah aroma kopi
Mereka masih berkencan
Hingga lupa pulang
Lama aku menanti
Menunggunya hingga hati letih
Penghuni rumah mencari
Dimanakah wanita aroma kopi itu berada?
Kecintaannya terhadap mahluk bernama kopi
Membuat dia lupa jalan pulang
Dengan kasih tak terbatas dibelai dan disayang tanpa sadar mentari mulai tenggelam
Pekat malam menemani langkah kaki wanita perkasa
Rembulan tetap setia menerangi derap langkahnya
Kekasihnya yang beraroma itu setia menemani langkahnya
Jurang terjal kecewa
Tak bisa berjumpa dengan perempuan perkasa itu
Hujan masih gerimis
Langkah kaki tua perkasa
Tiba dengan gemetar
Kekasih jiwanya menyambutnya dengan pelukan hangat
Sehangat secangkir kopi
Bekasi, 20092020