Cernak
"Peri Gigi! Kau dimana? Tolong aku! Peri Gigi ...! Tolong ...," napasku terengah-engah seolah aku dikejar-kejar bayaangan, sebentar lagi dia sudah menangkapku. Aku minta tolong pada peri gigi, seorang peri yang cantik jelita dan suka menolong apalagi saat- saat genting seperti ini
Beberapa detik lagi, nyawaku terancam ,jantungku berdegup kencang sehingga sesak napas. Akh aku sudah tidak kuat lagi berlari.
Tiba-tiba sekelabat bayangan putih meraihku hingga membawaku ke sebuah istana yang megah.
 Sekejap mata kami sudah berada di taman bunga, banyak bunga-bunga yang indah bermekaran. Bahkan bertemu dengan sang Ratu bunga, Ari Budiyanti. Sang Ratu menerimaku dengan senyum yang manis dan indah. Hatiku terasa nyaman. Bersamaan dengan sang peri gigi yang tadi menolongku. Aku merasa terharu. Di saat-saat genting seperti ini masih ada yang berbaik hati.
"Hai, Mba Ester, silahkan duduk dulu tenangkan pikiranmu, engkau sudah aman di istana kami. Silahkan istirahat dulu." Sang Ratu bunga menyilahkan aku duduk di taman bunga sebelum menikmati hidangan yang ternyata makanan tersedia adalah mie goreng kesukaanku dan tak lupa ada makanan penutupnya donat yang terhits di kerajaan Andordeba, sehingga kerajaan- kerajaan sekitar mengincar aku gara-gara resep donat terhits.
Bayangan yang mengejar aku tadi itu adalah Raja Warsaka dari kerajaan Adoberba, tidak hanya dia, Raja Budi, Raja Ayah Tuah, Raja Zaldy, Ratu Eyangmba Lilik, Ratu Azet, Ratu Daya, semua mengincar resep terhits di kerajaan kami Andordebri. Yang dikuasai Sang Ratu Nazar. Aku hanyalah sebagai chef di kerajaannya.
Â
Peri gigi datang lagi setelah memakan donat kesukaannya, dia makan sembunyi-sembunyi maklumlah kalau lihat donat dia seperti tidak pernah makan donat, sekali makan lenyap 6 biji. Akhirnya daripada dilihat oleh orang lebih baik ngumpet.
"Hai chef Ester, sudahkah anda selesai makannya biar saya antar ke kerajaan Andordebri sebab tadi sang ratu kerajaan sudah menanyakan keberadaanmu," sahut Peri Gigi masih ada sisa donat  di mulutnya sehingga suaranya tercekat.
"Baik, Peri Gigi, saya sudah siap , ayo kita berangkat." Sambil saya memegang tangan peri gigi agar kami secepatnya bisa menghilang sampai ke kerajaan Andordebri. Peri Gigi hebat punya ilmu menghilang bahkan secepatnya bisa sampai ke kerajaan yang kami tuju.
Catatan : pernah ditulis di blog secangkir kopi bersama
Erina Purba
Bekasi, 04052020