Mohon tunggu...
Lestari Zulkarnain
Lestari Zulkarnain Mohon Tunggu... Guru - Berusaha menjadi lebih baik di setiap moment dalam hidup.

Menulis itu menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jimat Perdagangan

14 November 2022   11:56 Diperbarui: 14 November 2022   21:00 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Akibate apa, Mbah?" tanya Mang Kartam.

"Nyong ora ngerti, sing uwis-uwis, usahamu bangkrut, melarat maning kaya gemiyen. Ari ora, salah siji ana sing kena penyakit."

Untuk kesekian kalinya, Srinten dan Mang Kartam saling pandang. Mereka menarik napas panjang dan mengeluarkannya perlahan. 

"Piben, Mak, siap apa ora ari kaya gemiyen maning?" tanya Mang Kartam kepada Srinten. 

"Piben, ya, Bah. Angger nyong bisa duwe anak maning, nyong siap. Pambelih mlarat sing penting duwe anak," jawab Srinten mantap.

Setelah berdiskusi, akhirnya mereka memutuskan untuk mengembalikan jimat yang diberi Mbah Subur. Mbah Subur menerima jimat tersebut dan mulutnya komat-kamit membaca mantra. 

"Jimate wis tak tampa, aja kaget ari ana kejadian sing ora diduga."

Kedua suami istri mengangguk dan akhirnya berpamitan untuk pulang. Belum sampai rumah, dia mendengar bahwa semua kios di pasar telah ludes dilalap api, entah apa penyebabnya yang jelas kerugiannya ratusan juta. 

"Piben kie, Bah, sesok piben? Awake dewek pan dagang apa? Kiose ludes nembe bae jimate dibalekna, kejadian langsung ana bae," ujar Srinten sembari menangis. Mereka menuju ke pasar dan melihat kios yang terbakar. 

"Awake dewek esih duwe mobil box , mengko didol nggo mbeneri kios," jawab Mang Kartam menenangkan. 

Mereka menawarkan mobilnya kepada rekan kerja, tetapi belum laku karena menjual mobil itu tidak seperti mereka menjual makanan. Akhirnya dengan terpaksa mobil dijual murah karena butuh. Uang hasil penjualan mobil untuk merenovasi kios, tetapi tidak cukup karena ada lima kios yang harus dibetulkan. Srinten menjual semua perhiasan yang dia miliki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun