Mohon tunggu...
LeeNaGie
LeeNaGie Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Hobi menulis, membaca dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Just Friend (Trilogi Just, Seri-1)

30 Mei 2022   19:20 Diperbarui: 30 Mei 2022   19:36 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati merasa dongkol melihatnya melambaikan tangan dengan wajah berseri kepada lelaki itu. Setelah diperhatikan pacarnya tidak jauh lebih tampan dariku. Biasa saja. Tinggi juga kalah dariku, jika nanti aku seusianya. Ternyata selera si Kutilangdara rendah juga. Seenaknya saja mengatakan aku dekil dan ingusan. Sendirinya punya pacar masih jauh di bawahku.

Aku kembali mempercepat laju motor memasuki pekarangan sekolah, lantas berhenti tepat di lokasi parkir seperti biasa. Motor ini selalu terparkir di sisi ujung pelataran. Seluruh siswa yang membawa kendaraan roda dua, tidak berani memarkirkan motor di sana.

Setelah memarkirkan motor, kaki beranjak menuju pintu masuk gedung. Tanpa sengaja tampak si Kutilangdara telah terlebih dahulu berjalan di depan. Aku mempercepat langkah agar bisa berjalan lebih dulu darinya. Tangan segera menyentuh bahunya, kemudian mendorong tubuhnya ke samping dengan kasar. Tak peduli dia oleng karena tindakanku.

Aku hanya melihat sekilas ke arahnya, memastikan si Kutilangdara tidak terjatuh. Sebuah seringaian diberikan kepadanya sebelum kembali melihat lurus ke depan. Wajahnya merah seperti kepiting rebus menahan marah.

"BERHENTI LO, KUNYUK!!" teriaknya keras.

Diri ini terus bergerak tanpa mengabaikan teriakannya. Aku terus naik ke lantai atas menuju kelas. Lebih baik duduk di kelas sambil tiduran menunggu mata pelajaran pertama. Malas jika harus berdebat dengan si Kutilangdara pagi-pagi.

Tak lama kemudian guru Sejarah memasuki ruangan. Kali ini aku harus memasang konsentrasi penuh agar bisa menyerap pelajaran dengan sebaik-baiknya.

Satu jam pelajaran berlalu, aku masih belum berhasil menangkap materi yang disampaikan Pak guru barusan. Mata pelajaran Sejarah gampang sekali membuatku bosan, sehingga belum setengah jalan sudah mengantuk.

Tibalah saatnya pergantian jam pelajaran. Aku merebahkan kepala di atas meja sampai seorang siswi datang ke kelas dengan napas terengah.

"Brandon, tolong!" katanya setelah berdiri tepat di samping meja.

Kepala ini terangkat ke atas saat mengenali cewek ini. Kami berasal di SMP yang sama dan pernah satu kelas, sehingga aku tahu siapa dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun