Arus globalisasi dan modernisasi itu pada kenyataannya tak mampu diimbangi oleh kesiapan mental yang kuat, sehingga masyarakat gagap dan berada di persimpangan jalan dan bahkan terjebak dalam keserakahan yang lambat laun menggerus nilai-nilai kearifan lokal.
Kapitalisme, liberalisasi pada kenyataannya telah menjangkau desa-desa habitat orang-orang termarginalkan, melunturkan keberdayaan para petani yang tak mampu bersaing, menggiring masyarakat desa untuk menjadi konsumen produk-produk asing itu yang bahkan mereka sebenarnya tak mempunyai daya beli, sehingga banyak terjebak pada ketergantungan akan hutang.
Lalu, inikah bukti kemajuan pergerakan ekonomi lokal itu? Motor-motor bagus yang nongkrong di tiap-tiap rumah, telpon seluler yang mereka miliki tiap anggota keluarga itu, coba skali-kali tanya dengan apa mereka dapatkan? Aku berani taruhan lebih dari tujuh puluh lima persen akan menjawab " itu semua hasil kredit!"
Sang penguasa negeriku, selamatkan desa-desa itu, berikan mereka ruang untuk berdaya, ruang untuk memupuk nilai-nilai kearifan lokal dan budaya yang kian luntur, ruang untuk mendapatkan akses pemerataan dan pergerakan ekonomi yang mandiri, ruang untuk mendapatkan akses pendidikan tentang nilai-nilai moral, tentang nilai-nilai kebangsaan sehingga mereka siap dalam memfilter pengaruh biangkerok globalisasi itu. Bebaskanlah dari penjajahan terselubung itu, yang bagiku ini paling berbahaya!
Jika keaslian desa-desa telah terusak, jika desa-desa sudah tak mampu lagi percaya diri dengan kulturnya sendiri, maka akankah negeri ini akan tetap berdiri dalam bingkai kepribadian yang adiluhung? dan jika desa-desa tak mampu berdaya untuk mandiri, maka apakah kalian masih akan memberi jaminan bahwa denyut nadi pergerakan ekonomi di kota itu akan tetap berdetak normal, dan bahkan denyut nadi negeri ini?
Yang pasti, hingga detik ini aku merasakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga, yaitu kehilangan masa laluku di desa dengan segenap keasliannya.
****
Malam ini aku rindu ibu bapakku, aku ingin rasakan kembali belaian telapak tangannya yang kasar itu!