Mohon tunggu...
Laura Dorsila Airori
Laura Dorsila Airori Mohon Tunggu... University Student

Mahasiswa semester 7 sampoerna university

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Unsur Instrinsik Cerpen "Rembulan di Mata Ibu"

7 Maret 2017   21:56 Diperbarui: 7 Maret 2017   22:48 10656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

·         Sedih:  “Aku mengusap air mata yang menitik”

·         Tegang: “Seharusnya Ibu bangga padaku! Seharusnya Ibu menyemangati, bukan malah terus-terusan mengejekku, Bu! Sekarang Diah tahu kenapa Bapak meninggalkan Ibu!” kataku berani.

·         Bahagia:  “Semua kehampaan, kebencian, dan kekesalanku pada wanita tua itu tiba-tiba terbang ke awan. Aku tak lagi membencinya! Tanpa ragu kupeluk Ibu erat.”

5. Sudut Pandang

Pada novel “Rembulan Di Mata Ibu” sudut pandang yang digunakan pengarang  adalah sudut pandang orang pertama akuan.

“Kupandangi telegram yang barusan kubaca.”

6. Gaya Bahasa

Dialek yang digunakan pada cerita ini adalah dialek Jawa. Disebut dialek karena hanya beberapa kata yang menggunakan bahasa daerah.

“Kamu kelihatan kurusan Nduk!”

adapun majas yang diikutsertakan dalam cerita ini yaitu:

a.) Majas metafora

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun