· Sedih: “Aku mengusap air mata yang menitik”
· Tegang: “Seharusnya Ibu bangga padaku! Seharusnya Ibu menyemangati, bukan malah terus-terusan mengejekku, Bu! Sekarang Diah tahu kenapa Bapak meninggalkan Ibu!” kataku berani.
· Bahagia: “Semua kehampaan, kebencian, dan kekesalanku pada wanita tua itu tiba-tiba terbang ke awan. Aku tak lagi membencinya! Tanpa ragu kupeluk Ibu erat.”
5. Sudut Pandang
Pada novel “Rembulan Di Mata Ibu” sudut pandang yang digunakan pengarang adalah sudut pandang orang pertama akuan.
“Kupandangi telegram yang barusan kubaca.”
6. Gaya Bahasa
Dialek yang digunakan pada cerita ini adalah dialek Jawa. Disebut dialek karena hanya beberapa kata yang menggunakan bahasa daerah.
“Kamu kelihatan kurusan Nduk!”
adapun majas yang diikutsertakan dalam cerita ini yaitu:
a.) Majas metafora