Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Eunicha Salsabila

10 Juni 2020   06:00 Diperbarui: 10 Juni 2020   06:05 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kelemahan hati ini

Bersamamu aku tegar (Rossa-Tegar).

**   

Ribut-ribut di ruang tamu membangunkanku. Aku tergesa meninggalkan amar. Sungguh aneh melihat Silvi berdebat dengan ayahnya.

“Pokoknya kamu tidak boleh bertemu Jody,” kata Calvin tegas.

“Tetaplah di rumah dan jangan kemana-mana.”

Seraya mengentakkan kakinya, Silvi mengomel. “Ayah larang-larang aku. Aku ‘kan cuma mau ketemu karena aku sangat me...”

“Nak, Ayah takut. Seseorang yang sangat lembut pada anak kandungnya belum tentu bersikap serupa pada anak lain. Ayah tidak ingin putri Ayah sedih, kecewa, dan tertolak.”

Ujaran Silvi berikutnya membuat hatiku bagai dihujani kepingan es.

“Aku juga ingin merasakan seperti kebanyakan anak lainnya. Aku ingin salat bersama seorang ayah, berdoa bersama seorang ayah dengan cara yang sama. Ayah tidak bisa melakukan itu denganku.”

Wajah Calvin berubah pias. Aku segera menengahi mereka. Kuminta Silvi ikut bersamaku ke lantai atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun