Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hukuman Paling Indah

17 April 2020   06:00 Diperbarui: 17 April 2020   07:13 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada hati, tak ada cinta, oh

Selama ini

Kau hanya ingin permainkan perasaanku

Tak ada hati, tak ada cinta

Apa salahku? (D'Masiv-Apa Salahku).

**   

Deretan pintu kaca private room menarik matanya untuk terus memandang. Sesal menghinggapi kemudian. Nanda dihadapkan pada pemandangan pahit. Sepasang tulang rusuk yang tak tertukar kini menyatu.

Nanda terus berjalan. Berusaha mengusir bayangan itu dari kepalanya. Apa lagi sekarang, ya Tuhan? Ditinggal menikah dua kali, sudah. Diselingkuhi, sudah pernah. Diberi harapan palsu oleh ibu satu anak, ya beginilah rasanya.

"Selamat sore, Pak Nanda. Silakan duduk."

Sapaan klien bisnisnya hanya dijawab sambil lalu. Pria berdasi Hedva itu terenyak di kursi. Gagal fokus saat si klien memperlihatkan rancangan pameran berlian yang akan diadakan dalam waktu dekat.

"Pak Nanda, ini katalognya. Untuk venue, kita akan memakai..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun