Senyum simpul bermain di bibir Ayah Calvin melihat raut cemas melintas di wajah istrinya. Bunda Manda mendesah panjang. Mengenyakkan diri di sofa. Tidak, tak bisa dia sepenuhnya membenci Ayah Calvin.
"Ayah sakit?"
Celetukan Silvi sedikit mengurai ketegangan. Tangan mungilnya menyentuh halus tangan Ayah Calvin. Sedetik kemudian, tangan yang digenggamnya bergerak. Pria akhir empat puluh itu terbatuk.
"Sebentar, Sayang."
Silvi berlari mengejar. Aneh, mengapa Ayahnya seakan hafal betul letak ruangan di rumah ini? Terlihat Ayahnya memuntahkan sesuatu di wastafel. Sedikit rasa takut membasuh hati Silvi.
** Â Â Â
Berat bebanku meninggalkanmu
Separuh nafas jiwaku sirna
Bukan salahmu
Apa dayaku
Mungkin benar cinta sejati