Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | [Papa dan Ayah Special Part] Papa yang Jatuh dan Terluka

10 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 10 Desember 2019   06:07 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Terserah kamu akan ikut atau tidak. Yang jelas, aku akan mengajak Silvi."

Perasaan Adica teraduk-aduk seketika. Ia sedih, kecewa, dan marah. Calvin tak lagi menganggapnya penting. Saat akan pindah pun, Adica tidak dilibatkan. Fine, tiada lagi yang menyayanginya. Bodohnya Calvin. Melihat wajah adik kembarnya yang kuyu, ia kira Adica masih sakit.

"Ayo pulang," ajaknya.

"Kamu butuh istirahat."

Sang direktur utama menggeleng lemah. Ia melambai lesu, menyuruh Calvin pulang tanpa kata. Langit di atas bersaput mendung. Cahaya meremang, tetes-tetes air mata jatuh dari langit. Calvin meninggalkan Adica dengan berat hati. Sejumput harapan ia titipkan ke pintu langit. Harapan agar adiknya baik-baik saja.

Semangat Adica meluruh. Calvin akan segera menjual aset-asetnya. Calvin akan pergi, pergi meninggalkannya. Silvi akan dibawanya pula. Hampa, hampa hidup Adica.

**    

Sejak ia pergi dari hidupku

Ku merasa sepi

Dia tinggalkan ku sendiri di sini

Tanpa satu yang pasti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun