Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cita-cita Jose

1 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 1 Juni 2019   06:18 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak sampai di situ saja. Ayah Calvin memasukkan Jose ke agency. Jadilah Jose model anak yang produktif.

**   

Brak!

Pintu kaca dibanting. Jose berlari masuk ruang santai dengan marah. Ia lempar sepatunya asal saja, lalu berteriak keras-keras.

"Jose mau jadi ustadz!"

Demi mendengar itu, Ayah Calvin menjatuhkan bukunya. Ditatapnya Jose tak percaya. Anak itu kerasukan malaikat ya? Pulang Tarawih bilang begitu.

"Ayah mau tahu dong, kenapa Jose pengen jadi ustadz."

"Tadi ustadznya pilih kasih. Dia cuma doain orang Palestina, orang Iran, sama orang Indonesia yang beragama Islam. Dia nggak doain orang Tionghoa, orang Manado Borgo, orang Linggong, orang Aceh keturunan Portugis..."

Tersentuh hati Ayah Calvin mendengarnya. Dipeluknya Jose erat. Ternyata Jose ingin menjadi ustadz agar bisa mendoakan minoritas.

Ayah Calvin membelikan banyak buku keislaman untuk Jose. Dikenalkannya Jose pada ulama-ulama moderat yang mengajarkan konsep pluralisme. Ia menawari Jose untuk belajar ilmu agama di pesantren modern. Jose semangat sekali belajar agama. Kemajuannya paling pesat dibanding teman-temannya. Saat teman-temannya baru hafal Juz Amma, Jose sudah hafal 20 juz. Saat teman-temannya masih belajar berceramah, Jose telah memenangkan banyak kontes dai cilik dan diundang berceramah dimana-mana.

Sepertiga malam itu, Jose terbangun lebih awal. Tak sengaja ia mendengar rintih kesakitan di dekatnya. Ayah Calvin sakit lagi. Setengah jalan menyelesaikan komunikasi transendentalnya dengan Khalik. Tak sngaja Jose mendengar nada putus asa dalam suara lirih Ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun