Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surga Bukan Perumahan Cluster

22 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 22 Mei 2019   06:50 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sulit bagi Ayah untuk terus terang padamu. Ayah takut kamu sedih, Sayang." ujar Ayah Calvin lembut.

Kedua mata Jose mengerjap. Rasanya sakit. Mata dan hatinya perih sekali.

"Mau dengar ceritanya, Sayang? Kamu sudah siap? Setelah ini, kamu boleh marah dan melukai Ayah lagi."

**   

22 Mei, kerusuhan pecah. Kendaraan-kendaraan berlapis baja ditempatkan di depan kantor. Orang-orang berbaju putih dan hitam menyerbu jalanan. Kalimat-kalimat brbahasa Arab dipekikkan.

Situasi negara kacau gegara pesta demokrasi. Sebagian orang tak terima dengan kekalahan. Mereka memutuskan berdemonstrasi.

"Menangkan 02! Diskualifikasi 01!"

"Bangsa kita butuh pemilihan yang adil!"

"Jangan biarkan kafir memimpin lagi!"

Ayah Calvin terjebak di antara kepungan massa. Mobilnya dibakar. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena lewat depan kawasan perkantoran. Andai saja tadi ia lewat jalan tikus, atau sekalian saja tak usah keluar rumah.

"Ganyang 01! Ganyang kafir! Bunuh asing!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun