Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pagi Bersama Malaikat

13 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 13 Maret 2019   07:35 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Masih ada setengah jam lagi," kata Calvin seraya mengecek Guessnya.

"Kau mau kubacakan buku?"

"Aku bukan anak kecil!" protes Silvi galak.

Calvin tersenyum sabar. "Bukankah tidak semua buku dialihhurufkan, Princess?"

"Kita berangkat saja sekarang. Terserah kalau kau tak mau mengantarku. Aku bisa pergi..."

"Takkan kubiarkan kau pergi sendiri."

Jari-jari lentik itu menggenggam erat tangan Silvi. Desiran kuat yang sama, hangat yang sama, mengalir lembut. Lima menit berselang, Calvin dan Silvi sudah duduk manis di dalam BMW putih yang melaju menuruni bukit.

Perjalanan cukup lancar. Ruas-ruas jalan tak begitu padat. Mereka melewati pusat bisnis, gedung-gedung pencakar langit, kantor berita, stasiun radio, dan sekolah Islam. Saat melintasi sekolah Islam, Silvi mendengar raungan sirine. Ambulans, pikirnya. Refleks dicengkeramnya tangan Calvin kuat-kuat.

"Kenapa, Silvi?" Bukannya mengaduh, Calvin menanyai istrinya dengan lembut.

"Calvin, itu suara ambulans kan? Terasa sakit di sini..."

Sontak Calvin menepikan mobilnya. Lalu ia memeluk Silvi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun