Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Hijab, Hati yang Memeluk Luka

12 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 12 Februari 2019   05:59 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benih kepercayaan tumbuh subur di hatinya. Calvin percaya, sangat percaya Adeline mencintai Abi Assegaf. Bila bukan karena cinta, mana mungkin ia menemui pria yang telah kehilangan penglihatan dan meminta untuk kembali? Tak semua orang mau memiliki pasangan difabel. Lebih banyak yang menolak dari pada menerima.

"Sejak penglihatanku hilang, aku tak pernah berharap akan menikah lagi. Aku realistis."

Ucapan pesimis Abi Assegaf merobek hati. Tidak, Calvin tidak suka statement itu. Orang yang tak sempurna secara fisik sangat layak dicintai. Abi Assegaf satu dari mayoritas warga difabel yang memendam pesimistis.

"Abi..." panggil Calvin lembut, bergegas mendekat. Ia tak tahan lagi.

"Calvin, kamukah itu?"

"Iya, Abi. Saya di sini."

Harapan Adeline terurai. Begitu pun untaian harapan milik seorang laki-laki setengah baya yang berdiri kaku di teras depan.

**    

-Semesta Tuan Effendi-

Tuan Effendi tak perlu meminjam mesin waktu milik Doraemon untuk kembali ke zaman Paleolitikum. Di zaman itu, manusia purba hidup nomaden. Ia sendiri telah merasakannya.

Sejak tiba di Indonesia, Tuan Effendi tak pernah menempati rumahnya sendiri. Ia menginap di hotel selama beberapa minggu. Lalu pindah ke penthouse. Kurang dari seminggu, ia menjual lagi penthousenya dan pindah ke villa kecil di tepi pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun