"Safira Sayang, ayo ambil keranjangnya." Calvin menunjuk tumpukan keranjang berwarna merah di dekat pintu masuk. Begitulah Calvin. Tak hanya mengajak, melainkan melibatkan putrinya secara aktif.
Safira mengambil keranjang lucu dari tumpukan itu, dan menentengnya. Belum jauh mereka melangkah, terdengar erangan seorang perempuan. Sepertinya ia pengunjung supermarket yang butuh bantuan. Tak ada karyawan di dekatnya.
Tanpa diminta, Calvin bergegas menghampiri perempuan itu. Ia peringatkan Safira tetap di tempatnya.
"Maaf, Anda kenapa? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Calvin ramah.
"Punggung dan kaki saya sakit. Saya sedang hamil, tadi dari rumah saya lupa bawa kursi roda."
"Jangan khawatir. Supermarket ini meminjamkan kursi roda tanpa deposit. Sebentar, saya ambilkan."
Bisa saja Calvin menyuruh salah satu pegawainya melakukan itu. Tetapi dia sendiri yang melakukannya. Calvin Wan tak pernah keberatan berinteraksi langsung dengan konsumen.
Tak lama, ia kembali membawa sebuah kursi roda. Dibantunya perempuan itu duduk di atasnya. Sesaat perempuan itu terpana, speechless mendapati kebaikan hati Calvin. Menatapi wajah tampan pria itu sekilas.
"Terima kasih ya," ucapnya.
"Oh ya, Anda siapa kalau saya boleh tahu? Kenapa mau membantu saya, dan tahu betul tentang supermarket ini?"
"Saya..."