Aku bukan aku yang dulu
Namun cintaku seperti dulu
Merelakanmu aku merasa
Bagai bulan dikekang malam (Rossa-Bulan Dikekang Malam).
** Â Â Â Â
Alila Villa Uluwatu, tempat yang dikunjungi Silvi untuk melarikan luka hatinya. Kehilangan orang yang dicintai, orang yang telah dianggap sebagai ayahnya sendiri, sungguh menyakitkan. Menatap senja berlatar belakang indahnya laut lepas, berharap sedihnya pergi bersama berkas terakhir warna merah keemasan yang menghias langit.
Anak cantik bergaun tafetta pale blue itu menatap nanar langit kemerahan. Merahnya langit kontras dengan birunya lautan di depan kakinya. Tubuh Silvi sedikit gemetar. Jari-jarinya terasa dingin. Air mata menetes ke pipinya.
"Aku tidak mau mata itu...aku tidak mau." lirihnya berulang-ulang.
"Mata itu bukan milikku."
Sesosok pria tinggi semampai berjas biru muda, berambut pirang, dan bermata biru memeluknya. Berusaha mengalirkan kehangatan. Coba menyamai pemilik kehangatan yang baru saja meninggal. Lembut menghapus kabut kesedihan di hati Silvi.
"Itu keputusanmu, Sayang. Silvi anak baik...baik sekali." pujinya tulus.