Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Jangan Minta Jatuh Cinta

14 Maret 2018   18:09 Diperbarui: 14 Maret 2018   18:13 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku tidak mendukung poligami. Kalaupun aku menikah, aku takkan pernah menduakan istriku. Namun aku membuka pintu maafku untuk Papa."

Lembutnya hati Calvin memagut hati Syifa dan Nyonya Roselina dalam kekaguman. Calvin Wan, blogger super tampan itu, murah hati dan pemaaf. Ada kelembutan dalam hatinya.

"Makanya, jangan minta jatuh cinta. Kalau akhirnya toh diduakan juga." tukas Adica skeptis.

"Tak ada yang pernah minta jatuh cinta, Adica. Hati kita yang memilih dan memutuskan." koreksi Calvin sabar.

**     

Malamnya, Calvin merenungi kata-kata Adica. Jangan minta jatuh cinta. Tidak, tidak pernah ada yang meminta jatuh cinta. Hati yang memilih, hati yang memutuskan.


Kita tak bisa memilih akan jatuh cinta dengan siapa. Lama terbawa dalam perenungan, perhatian Calvin teralih oleh rasa sakit. Perut bagian bawahnya sakit sekali.

Seraut wajah tampan itu memias. Di balkon kamarnya, Calvin menahan rasa sakitnya sendirian. Siapa pun tak perlu tahu. Kebahagiaan boleh dibagi, tetapi kesedihan dan kesakitan biarlah disimpan sendiri.

Darah segar mengalir dari hidungnya. Pintu balkon bergeser terbuka. Tubuhnya serasa membeku. Terlambat untuk menyembunyikan semuanya. Calvin terbatuk. Lebih banyak lagi darah mengalir.

Sepasang tangan memapahnya. Membawanya pergi. Menguatkannya, hadir di saat ia bertekad tidak membagi rasa sakitnya pada siapa pun. Siapakah pemilik tangan itu?

**     


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun