Seberapa besar sayangnya? Seriuskah atau hanya mempermainkan? Kalau sayang, memangnya bisa apa buat Young Lady? Punya apa? Bisa membuatkan butik untuk Young Lady dan mewujudkan impian lama? Bisa berbagi tiap Hari Jumat pada orang-orang yang membutuhkan? Tak mau kan, pria-pria itu hartanya habis untuk berbagi dan membuka butik. Bilang menyayangi dan mencinta, dia punya apa?Â
Aku mencintaimu dengan sederhana sudah kadaluwarsa buat Young Lady. Sekarang ini, tak ada lagi yang sederhana buat Young Lady cantik. Hidup ini keras, kejam, rumit, dan harus dijalani dengan cara sempurna. Dunia ini kejam, kotor, kelam, dan negatif. Makna mencintai dengan sederhana sudah tak ada lagi. Bila wanita yang mencintai dengan sederhana, itu mungkin masih wajar. Tapi jika pria....hmmm, kalau aku sih no. Ini bisa jadi pelajaran buat para lelaki: jangan mempermainkan perasaan wanita. Saat marah, sedih, dan terluka, wanita jauh lebih berbahaya.
Para wanita, berhentilah dipermainkan lelaki. Saatnya kalianlah yang mempermainkan dan menaklukkan mereka. Intinya, jangan mau jadi bahan permainan laki-laki.
Meski Young Lady bukan orang yang intoleran dan rasis, serta berulang kali mengkampanyekan banyak kebaikan lewat tulisan, tetapi kalau soal lelaki dan wanita, Young Lady bisa sangat berbeda. Sebab Young Lady tidak ingin diremehkan dan dipermainkan lelaki. Sebelum mereka menyakiti, Young Lady lebih dulu yang akan menyakiti. Kalau perlu melukai sedalam-dalamnya sampai mereka tak tahu lagi harus bagaimana. Sudah berlalu masanya bagi Young Lady untuk menjadi korban dari para lelaki yang kesemuaannya biadab.
Kompasianer, Selamat Hari Perempuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI