"Calvin..." desah Rossie.
Ia sudah tak bisa menangis lagi. Telah lama air matanya mengering.
Pintu terbuka. Helaan nafas Rossie tertahan di ujung tenggorokannya. Ia berharap, amat berharap Calvin yang datang. Cepat-cepat ia bangkit dari ranjang. Benar saja, sosok tinggi semampai berparas rupawan itu yang ditatapnya.
Rossie menabrak Calvin. Melingkarkan kedua tangan di perutnya. Mendekapnya erat-erat seolah sudah lama berpisah.
"Calvin..."
"Rossie, kumohon. Sekali saja...temani aku bertemu keluargaku saat perayaan Imlek nanti. Bukan untuk menunjukkan status, tapi aku hanya ingin membuat mereka tahu segalanya baik-baik saja. Aku hanya ingin mereka tidak terlalu khawatir...please."
Calvin-ku memang luar biasa, bisik hati kecil Rossie. Selalu saja yang diingatnya adalah orang lain. Bukan dirinya sendiri.
** Â Â Â
https://www.youtube.com/watch?v=T0l7bf53d7A