Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Empat Hati, Empat Pasang Mata, Empat Sosok Pembawa Cinta

30 Desember 2017   05:48 Diperbarui: 30 Desember 2017   08:23 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Istriku memang hebat. Suatu saat nanti, kamu bisa jadi ibu yang baik. Bisa mendongeng untuk anak kita kelak...ah, beruntungnya aku memilikimu, Sarah."

"Makanya, kalian cepat-cepat punya anak. Masa kalah sama aku dan Calvin?"

Prang!

Gelas di tangan Calvin jatuh dan pecah. Calvin terbatuk, darah segar mengalir dari hidung dan sudut bibirnya. Refleks Clara memeluk suami super tampannya. Lembut menepuk-nepuk punggungnya.

"Calvin, are you ok? Oh my lovely...sepertinya aku mengatakan sesuatu yang salah. Ada apa, Sayang? Ada apa?"

Tanpa kata, Calvin meraih tangan Clara. Keduanya bangkit berdiri. Mendorong kursi ke belakang. Berjalan pelan menuju pintu. Disambuti tatapan heran Sarah dan tatapan penuh tanda tanya dari Anton.

**     

Sepasang tangan mungil itu gemetar dialiri perasaan sedih dan bersalah. Clara meremas gumpalan tissue bernoda darah di tangannya, lalu membuangnya. Calvin berdiri di sampingnya, menundukkan wajah. Terbayang kembali proses donor sperma dan bayi tabung itu. Perih, amat perih.

"Maafkan aku..." bisik Clara.

"Harusnya aku yang minta maaf. Aku tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarga besarmu dan keluarga besarku. Maaf...maafkan aku."

Air mata meleleh. Clara terisak tertahan. Mendekap Calvin erat, menghirup wangi Blue Seduction Antonio Banderas dari tubuh pria pendamping hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun