Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Empat Hati, Empat Pasang Mata, Empat Sosok Pembawa Cinta

30 Desember 2017   05:48 Diperbarui: 30 Desember 2017   08:23 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kata Silvi, kamu paling dewasa. Paling berisi tubuhnya..."

Meja itu kembali dipenuhi tawa. Suasana di antara mereka berempat begitu akrab dan hangat.

"Kamu harus ekstra sabar menghadapi Clara. Ingat Calvin, kamu paling dewasa. Clara paling kecil di antara kita berempat. Clara paling kurus, kamu paling..."

"Gendut," sela Calvin.

"Hei, aku tidak bilang begitu ya? Kamu sendiri yang bilang." Anton tak dapat menahan senyum. Konsentrasi buyar, nyaris saja ia memotong jarinya sendiri alih-alih daging panggang di piringnya.

Itu hanya lelucon di meja makan. Sesungguhnya, Calvin sangat tampan. Tak kalah tampannya dengan Anton. Wajah orientalnya begitu memikat. Senyumnya membuat siapa pun yang memandangi terpesona. Sorot matanya hangat meneduhkan. Posturnya tinggi semampai, padat berisi. Tampan, tampan sekali. Ketampanan wajah khas Chinese diimbangi ketampanan hati. Lembut hatinya, baik kepribadiannya, penyabar jiwanya, konsisten perilakunya. Lihat saja, menulis artikel di media jurnalisme warga saja ia sangat konsisten. Terlebih dalam urusan pekerjaan dan cinta. Calvin Wan memang istimewa.


"By the way, aku ingat Silvi. Calvin, sudahkah kamu bacakan novel itu untuk adik kita yang cantik?" Sarah bertanya setelah menyesap teh hangatnya.

"Belum. Nanti setelah Tahun Baru, aku akan membacakannya." sahut Calvin.

"Beneran lho ya. Jangan kecewakan adik cantikku. Kamu harus tahu, how to be a good story teller. Jadilah Prince Charming yang sedang membacakan buku untuk Princess yang sedang kesepian." ujar Clara.

"Iya, Clara. Mudah-mudahan aku bisa. Aku harus banyak belajar dari kamu dan Sarah. Kalian sering membacakan buku untuk Silvi waktu itu."

Mendengar perkataan sang adik ipar, Anton melempar pandang memuja ke arah istrinya. Memeluk pundaknya erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun