Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Empat Hati, Empat Pasang Mata, Empat Sosok Pembawa Cinta

30 Desember 2017   05:48 Diperbarui: 30 Desember 2017   08:23 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yups."

Empat sosok charming itu duduk semeja. Serasi sekali. Sesama orang cantik dan orang ganteng memang layak berkumpul bersama. Anton, si tampan atletis blasteran Jawa-Belanda, adalah sepupu jauh Sarah, Clara, dan Silvi. Mereka tidak berasal dari satu kakek yang sama. Ayahnya masih tergolong bangsawan Keraton Mangkunegara, sedangkan ibu dan kakek dari pihak ibu berdarah Belanda. Meski turunan campuran, Anton tak bisa Bahasa Belanda sama sekali. Justru ia fasih berbahasa Jawa, mengikuti keluarga ayahnya.

Tak jauh berbeda dengan Sarah. Masih saudara jauh, dengan darah dan ras yang sama, bahasa leluhur kedua dari benua biru tak dikuasai. Namun, bahasa halus nan lembut dengan berbagai unggah-ungguhnya justru sangat fasih. Berbeda dengan Clara dan Silvi yang tak begitu menguasai bahasa leluhur mereka satu pun. Bahasa ibu mereka adalah Bahasa Indonesia.

Anton, Sarah, Clara, dan Calvin. Empat sosok berbeda, empat karakter berbeda, empat lulusan sukses dari empat universitas berbeda. Sarah alumni FE UI, Anton lulusan UNS, Clara dari Unpad, dan Calvin dari Untar. Empat sosok yang berbeda, dipertemukan dan dipersatukan.

"Oh, I know. Makanya tadi kamu nggak pilih dim sum ya. Tapi kamu malah pilih Mie Aceh. Sangat Indonesia, My Lovely Calvin." seloroh Clara, mencuri pandang ke arah menu di depannya.

"Iya. Aku cinta Indonesia. Kamu sendiri, kenapa pilihsteak?" tanya Calvin.


"Bukan inginku memilihnya...tapi kemauannya calon baby!" Clara setengah merajuk, mulai merapatkan tubuhnya ke tubuh Calvin dengan manja.

Melihat itu, Anton dan Sarah tertawa. "Mereka masih childish ya? Dasar pasangan muda."

Clara setengah berteriak, mengangkat tinggi pisau pemotong daging yang dipegangnya. Tak senang digoda-goda dan ditertawakan begitu.

"Nggak terlalu muda juga sih. Calvin kan paling dewasa di antara kita." ralat Sarah setelah menghentikan tawanya.

"Paling dewasa atau paling tua?" Calvin menimpali, tersenyum kecil dan mengedipkan sebelah matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun