Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mata Pengganti, Pembuka Hati (9)

23 Oktober 2017   06:19 Diperbarui: 23 Oktober 2017   07:11 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di antara keluarganya, Silvi layaknya boneka hiasan saja. Tak dilibatkan, tak diajak bicara. Seakan ia hadir dalam pertemuan ini hanya sebagai pelengkap. Di sekelilingnya, Mama-Papanya begitu bahagia. Kedua kakaknya tersenyum tanpa beban. Hanya Silvi yang terlihat tidak bahagia.

Mungkin calon kakak iparnya malu akan memiliki adik ipar seperti dirinya. Separah itukah dirinya? Hati Silvi meneriakkan ketidakrelaan. Mengapa situasi justru seperti ini?

Jangan harap ada tatapan lembut dan ekspresi bahagia di wajah Silvi seperti ini. Cukup tatapan dingin dan wajah mengintimidasi yang Silvi tunjukkan pada si calon kakak ipar. Tersenyum sedikit pun tidak. Buat apa respek pada orang yang tidak bersikap baik? Bila Silvi selalu memberikan tatapan lembut dan menampakkan senyum bahagia untuk Calvin, ia takkan memberikan dua hal itu pada calon kakak iparnya.

Mata Silvi terpejam untuk ketiga kalinya. Mensugestikan energi positif dalam hatinya yang dipenuhi rasa takut. Ia mengingat Calvin dan kelembutan yang ditawarkannya. Ada racun cinta di tempat ini, namun Silvi berhasil mengobatinya dengan ingatan tentang kebaikan seseorang yang disayanginya.

Silvi kembali mengingat kata-kata Calvin. Adikku yang charming, begitu katanya. Ia tak perlu lagi merasa resah karena perlakuan calon kakak iparnya.

"Calvin Wan...I love you. Terima kasih telah membuatku tenang."

**        

Payung Teduh - Akad

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun