Mohon tunggu...
Latifa Tulnovidasari
Latifa Tulnovidasari Mohon Tunggu... Guru - Guru di SD Depok

Hobi Membaca dan Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sang Idealis yang Manis

30 November 2022   19:14 Diperbarui: 11 Desember 2022   22:59 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bu Nia sangat menyadari bahwa profesi guru selalu dianggap sebagai spesialis ilmu pengetahuan. Maka dari itu profesionalisme seorang guru merupakan tuntutan yang harus melekat pada setiap orang yang berprofesi sebagai guru. Lantas seprofesional apakah Sang Idealis ini?

Jauh dari sebelum dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan hasil tes PISA ( Program For Internasional Student Assessment dengan cara membentuk gerakan literasi sekolah, Bu Nia sudah mulai mewajibkan murid-muridnya untuk membaca buku.  Lima belas menit sebelum materi pembelajaran dimulai, semua hening. Mata dan pikiran anak-anak terfokus pada teks buku bacaan yang telah mereka pilih.  Meski bukunya bebas, namun namun aturan kepantasan dan kesesuain genre masih melekat.

Dari bahan bacaan itulah ide-ide pembelajaran dimulai, pastinya tetap sesuai dengan kompetensi-kompetensi dasar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Tahukah kalian dengan menghubungkan materi pembelajaran ke dalam buku bacaan mengantarkan anak-anak pada sebuah kesimpulan, bahwa betapa pentingnya kegiatan membaca dalam kehidupan mereka.

Murid-murid SD yang pada dasarnya berada ditahap perkembangan kanak-kanak awal dan tahap perkembangan akhir. Mereka ini membutuhkan rangsangan-rangsangan untuk memperkuat daya imajinasinya. Buku cerita yang sesuai dengan genre mereka merupakan media atau alat yang paling tepat untuk merangsang daya imajinasi anak-anak.

Daya imajinasi digunakan sebagai rangsangan anak-anak untuk menjadi terampil dalam berkomunikasi. Selain itu juga akan berdampak pola pikir kreatif dan ketajaman dalam menganalisa sesuatu. Kemampuan-kemampuan itulah yang akan menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri pada murid serta memupuk daya kompetitif mereka.

Bagi saya sikap percaya diri, mandiri dan jiwa kompetitif merupakan modal utama murid dalam belajar. Dengan tiga modal utama tersebut secara otomatis murid akan menganggap bahwa belajar adalah sebuah kebutuhan. Dengan begitu semangat belajarnya akan tumbuh secara alami tanpa paksaan.

Setelah dapat 3 modal utama itu, Bu Nia mengaktualisasikan daya imajinasi mereka ke dalam KD-KD pembelajaran. Pastinya ini bukan pekerjaan yang mudah, dan tidak banyak yang kepikiran tentang methode belajar tersebut.

Pendekatan yang beliau terapkan mengantarkan kita  pada sebuah peribahasa, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Bagaimana tidak dengan pendekatan tersebut minat baca anak-anak secara otomatis akan meningkat. Secara berangsur-angsur kemampuan literasi murid juga akan semakin membaik. Sehingga mampu meningkatkan hasil PISA dengan waktu yang cepat dan tanpa mengurangi makna pada KD yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Masih soal profesionalismenya Bu Nia. Saat ini sedang marak pembelajaran yang berwawasan kearifan lokal. Pembelajaran tersebut dijadikan sebagai pengantar untuk menuju salah satu poin pada profil pelajar pancasila, yaitu berwawasan global. Lagi dan lagi beliau telah menerapkan pembelajaran berwawasan kearifan lokal jauh sebelum adanya profil pelajar pancasila.

Dua contoh kisah profesionalisme beliau mungkin terkesan biasa saja. Namun secara tidak langsung ide beliau sebenarnya melampaui kurikulum di zamannya. Peristiwa peristiwa atau ide-ide yang melampaui batas biasanya dimiliki tokoh-tokoh yang berpengaruh, seperti R.A Kartini, Dewi Sartika atau N.H Dini.

Saat berangkat sekolah Bu Nia memang tidak menyebrangi sungai dengan menggunakan perahu atau meniti jembatan yang mengancam keselamatan. Namun taukah kalian, untuk memperoleh ide dan gagasan yang spektakuler perlu mengorbankan banyak hal seperti, waktu pikiran dan tenaga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun