Mohon tunggu...
Latifa Tulnovidasari
Latifa Tulnovidasari Mohon Tunggu... Guru - Guru di SD Depok

Hobi Membaca dan Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sang Idealis yang Manis

30 November 2022   19:14 Diperbarui: 11 Desember 2022   22:59 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika sedang mengajar, berpasang-pasang telinga muridnya enggan tertinggal informasi yang berasal dari suaranya. Sedangkan pandangan mata mereka mengikuti kemana pun posisi sang guru saat mengajar.

R.A Kartini pun juga pernah mengajar, namun muridnya adalah anak-anak yang sangat butuh pengetahuan dan jika tidak bersekolah mereka tidak bisa memperoleh pembelajaran yang terorganisir. Anak-anak atau perempuan-perempuan pada saat itu memang sedang rindu-rindunya pada pengetahuan dan kemerdekaan di setiap lini.

Sedangkan anak-anak sekarang hidup pada zaman dimana kemerdekaan menjadi hak mereka yang wajib dihormati oleh siapa pun. Bahkan kemerdekaan dalam memilih proses pembelajaran.  Tulisan ini tidak sedang membandingkan R.A Kartini dengan siapapun. Tulisan ini hendak mengatakan spirit yang ada pada diri R.A Kartini dan N.H Dini juga ada pada sosok wanita yang saya kagumi dan kebetulan berprofesi sebagai  seorang guru.

 Kemampuannya dalam memahami peserta didik tak dapat diragukan, apalagi soal merancang dan melaksanakan pembelajaran beliau  kerap membuat orang lain berdecak kagum. “Kok bisa, ya dia itu kepikiran tentang hal ini. padahal  sangat sederhana, namun kalau dia yang mengolahnya pasti menjadi istimewa dan bermakna.” Ucapan-ucapan tersebut kerap terlontar dari rekan guru sejawat.

Nama lengkap beliau adalah Kurniati. Biasa dipanggil dengan Bu Nia. Beliau tinggal dan mengajar pada salah satu sekolah swasta elit di kota Depok-Jawa Barat. Bu Nia ini lulusan S2 UHAMKA dan pernah mengikuti pendidikan linearitas profesi sebagai guru sekolah dasar. Dalam menempuh pendidikan linearitas IPK beliau dinobatkan menjadi mahasiswa terbaik se kabupaten Bogor.

Bu Nia kerap menjadi perbincangan  rekan guru sejawatnya. “Enak banget jadi dia anak-anak selalu respect, apapun yang dibicarakan selalu didengarkan. Dia jiga tidak perlu capek-capek mengkondisikan ketertiban kelas. Sekali melihat ujung sepatunya anak-anak auto berebut menjadi siswa yang paling manis.” Begitulah kira-kira kasak-kusuk guru sejawat lainnya.

Kok bisa ya? Apakah beliau sosoknya seperti Guru Aini, yang bernama Desi? Oh jelas tidak seperti itu. Bagi Bu Nia untuk menjadikan seseorang berhasil tidak harus dengan cara-cara yang dilakukakan oleh Bu Desi. Dalam Novelnya Andrea Hirata Bu Desi memang dikisahkah berhasil mendidik murid-muridnya. Di antaranya adalah Debut Awaluddin dan Aini.

 Bu Desi menurut saya memang digambarkan sebagai sosok guru yang idealis. Namun sayang idealisnya kurang humanis dan memberi kesan killer dalam menjadikan muridnya berhasil. Masih dalam sudut pandang saya, idealisme Bu Desi tidak menginsipirasi orang lain, bahkan pada Aini sekalipun. Karena pada dasarnya perubahan Aini dalam urusan belajar, dikarenakan ia ingin menjadi dokter untuk ayahnya yang sedang sakit.

Bu Nia jauh dari kata killer. Perangainya sangat bagus. Kata-katanya penuh motivasi dan tidak pernah mengkerdilkan siapapun. Tapi bukan berarti tidak tegas, beliau pandai memilah kata. Hingga nyaris tak ada yang tersakiti dengan ucapannya.

Agak susah menceritakan tentang Bu Nia, tapi baiklah akan kuceritakan tentang idealismenya  yang berpengaruh pada kompetensi pedagogiknya sebagai seorang guru . Beliau ini  identik dengan kata Perfect. Maunya perfect namun cara mewujudkan keperfectannya sangat elegant. 

Ada juga yang mengatakan bahwa Bu Nia punya kekuatan, namanya the power of pointer. Setiap yang ditunjuk atau disentuh pasti menjadi perfect. Artinya beliau selalu apik dan sungguh-sungguh dalam menjalankan profesinya sebagai guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun