Mohon tunggu...
Ilas
Ilas Mohon Tunggu... Guru - Pekerja biasa yang mencoba menjadi orang luar biasa.

Mencoba menulis hal menarik di sekitar kehidupan sehari-hari untuk mengisi waktu disela sela rutinitas agar hidup terasa lebih berwarna.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan ke Kampung Baduy Luar

30 Desember 2021   02:11 Diperbarui: 30 Desember 2021   02:18 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Cukup lama kami duduk di depan rumah kosong. Rupanya Mas Nb belum juga berhasil mendapatkan kabar dari orang baduy yang akan kami tuju. Sinyal telpon di daerah tersebut memang masih terbatas. Rombongan terakhir akhirnyapun tiba di kampung. Ternyata teman baikku, nyaris tidak sampai ke kampung baduy. 

Dia sudah hampir mau menyerah tidak kuat dan tidak sanggup lagi berjalan. Dengan dorongan semangat serta motivasi dan bantuan dari Mbak NN dan laki-laki sepupunya, akhirnya diapun bisa sampai di kampung. Semua tas barang yang ada di badannya, sudah dibawakan oleh Mbak NN dan laki-laki sepupunya. Dia hanya tinggal membawa badan sendiri melangkah melewati jalan tebing menanjak. 

Padahal anak laki-laki sepupu Mbak NN itu saat di mobil seperti nya acuh tak acuh saja dengan kami. Tetapi merekapun ternyata petualang alam berpengalaman jadi sudah biasa menghadapi orang yang lemah di perjalanan. Sudah tau apa yang harus dilakukan untuk menghadapinya. Mereka benar benar membimbing dan membantu. 

Mereka membantu menarik di saat jalan menanjak dan mendorong temanku melewati jalan tanah terjal dan licin serta berbatu tersebut. Belakangan hal ini di ceritakan oleh temanku saat kami di kereta perjalanan pulang. Ternyata perasaanku di awal tentang mereka yang cuek adalah salah. Mungkin di perjalanan menggunakan kendaraan mereka sadar mereka tidak di butuhkan. 

Tetapi ketika sudah di alam, dimana kekuatan kaki adalah dibutuhkan disitulah mereka tau bagaimana cara yang benar untuk bersikap. Bagaimana caranya harus mengiringi langkah orang yang sudah terseok seok melewati tebing dan jalan tanah. Aku salut dengan sikap dan perilaku mereka semua. 

Akhirnya tuan rumahpun pulang dari ladang. Namanya Mursid, penduduk asli Baduy luar dari kampung Cicampaka tempat kami menumpang menginap malam itu. Tak lama istrinyapun terlihat keluar masuk kedalam rumah, tapi karena memang orang baduy itu pemalu, tidak ada satu sapaanpun keluar dari mulutnya buat kami para tamu yang berkunjung kerumahnya. 

Dia hanya sibuk memasak air di dapur dan menyajikan teko air beserta beberapa gelas kepada kami, dibantu oleh Mas Nb yang sudah sering datang berkunjung ke kampung baduy tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun