Mohon tunggu...
Larasati Ariana putri
Larasati Ariana putri Mohon Tunggu... pelajar

MTsN Kota Padang Panjang a'45

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Akan Kuulangi Lagi

14 September 2025   18:19 Diperbarui: 14 September 2025   18:19 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, suasana rumah masih lengang. Udara dingin menyelinap lewat celah-celah jendela. Samar-samar terdengar suara azan Subuh dari masjid dekat rumah. Aku menggeliat dalam selimut ketika suara lembut mama membangunkanku, "Bangun, Nak. Waktunya salat Subuh." Dengan malas aku bangkit dan mengambil air wudu.

Setelah selesai salat, aku menjalani rutinitas seperti biasa---mandi, sarapan, lalu bersiap berangkat sekolah bersama papa. Hari itu tampaknya akan berjalan seperti hari-hari lainnya. Tapi aku tidak tahu, sebuah keputusan kecil pagi itu akan membawa banyak pelajaran besar untukku.

Di tengah perjalanan menuju sekolah, tiba-tiba aku teringat satu hal penting: HP-ku tertinggal di rumah! Aku dan teman-teman sudah berjanji untuk membawa HP hari ini karena sepulang sekolah kami berencana pergi bermain bersama. Tanpa berpikir panjang, aku berkata pada papa, "Pa, aku ketinggalan sesuatu. Bisa balik dulu nggak?"

Papa terlihat agak kesal, tapi akhirnya memutar balik arah mobil menuju rumah.

Saat sampai di rumah, mama heran melihat kami kembali. "Kenapa pulang lagi?" tanyanya.

Aku menjawab dengan nada canggung, "Ada yang ketinggalan, Ma."

Aku langsung masuk ke kamar dan mengambil HP-ku diam-diam. Orang tuaku memang melarang membawa HP ke sekolah, tapi aku tetap melanggarnya karena tak enak pada teman-temanku.

Setibanya di sekolah, semuanya berjalan normal. Kami belajar hingga jam pelajaran berakhir. Namun sayangnya, saat istirahat pertama, tiba-tiba guru-guru mengadakan razia HP. Aku dan teman-temanku tertangkap. HP kami disita dan kepala sekolah mengatakan akan mengembalikannya setelah jam pulang. Kami hanya bisa menunduk lesu dan menyesal.

Setelah bel pulang berbunyi, kami langsung menuju ruang kepala sekolah untuk mengambil HP kami. Kami merasa lega ketika benda itu kembali ke tangan. Lalu kami menunggu angkot untuk pergi ke pasar, tempat kami biasa nongkrong dan jajan.

Sesampainya di pasar, kami langsung membeli batagor kesukaan kami. Saat aku ingin mengambil uang dari saku celana, tanpa sengaja HP-ku ikut terjatuh ke lantai. Suara "crakk!" terdengar jelas. Saat kuangkat HP itu, hatiku seperti jatuh juga---layar HP retak parah dan bagian kamera belakangnya pecah. Aku panik bukan main. HP-ku tidak bisa menyala. Rasanya ingin menangis di tempat.

Aku mencoba mengecek uang yang aku bawa---ternyata tidak cukup untuk memperbaikinya di konter. Dengan rasa takut dan penyesalan, aku pun pulang naik ojek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun